Monday 30 September 2013

Red Monster Bento # 34


Senin, 30 September 2013

Tak kutepati janjiku untuk memposting goresan Kak Khalila wiken kemarin. Sabtu siang, selesai Kak Khalila melukis, si Ummi pun meluncur pergi ke acara launching buku novelnya Mak Eka Situmorang di Gramedia Matraman yang berjudul "Labirin Rasa". Seperti biasa, disaat injury time, si BB kesayanganku ini ngambek restart terus. Padahal pengen banget jeprat-jepretin foto ketemuanku dengan para emak-emak blogger lainnya. Ada Mak Myra Anastasia yang ternyata duduk bersebelahan denganku. Akhirnya kita ketemu juga yah, Mak !  Daku pun mencari  Mak Fadlun, Mbak Dwina, yang kemarin konfirm mau hadir, tapi tak juga muncul batang hidungnya, Ketemu Mak Tri Sapta, dan Mbak Haya  pastinya. Pulang, daku langsung mampir ke toko hand phonenya Afun, sahabatku, teman sebangku jaman SD-SMP, Di PGC. Menurut Afun, BBku memang sudah saatnya istirahat setelah disuruh kerja rodi selama ini, terkoneksi dengan 4 email yang lumayan aktif, ada 18 group bbm, belum lagi note, donlotanm dan foto-foto. Pasrahlah, BB langsung diopname malam itu juga.

Ternyata seharian tanpa BB itu enak banget yah ^^. Salah satunya daku jadi punya waktu lebih banyak untuk membaca buku. Novel Mak Eka sebanyak 394 halaman, langsung habis kelar malam itu juga.  Tapi jangan dipaksa daku untuk membuat reviewnya yah, Teman. Novel Mak Alaika Abdullah dengan judul "Selingan Semusim" yang ku peroleh secara free dari Mak Alaika saja belum ku review. Mak Alaika ini memberi daku free novel hasil tulisannya sebagai apresiasi kepadaku yang setia mengunjungi blognya paska kita kopdaran di Syawalan KEB kemarin. Jadi terpacu kan, berteman dengan orang-orang yang pandai menulis, supaya daku sendiri juga bisa meningkatkan kemampuanku untuk menulis yang baik.


Cukup deh intermezzonya, sekarang balik lagi ke bekal. Senin nih, si Ummi khan harus balik lagi mengurus sesuatu. Kamila minta berangkat ke sekolahnya itu bareng Kakak Khalila yang diantar Abi. Duh Dek, pagi bener! Umminya belum bikin bekalnya sama sekali. Tadi Ummi mengutamakan snacknya Kakak. Tapi akhirnya Kamila tetap berangkat bareng Kakak dan Abi, cuma bekalnya menyusul. Mereka semua berangkat, si Ummi masih beberes berkas-berkas. Lalu bergegas mandi. Membuat bekal Kamila disaat injury time ^^ kelamaan bengong, itu pun begitu Tiyas mencolak-colek di fb tentang bekal hot dognya Aqiila, ya daku masih bengong. Mari, disamakan saja bekal Kamila dengan snacknya si Kakak, Whole wheat bread oles selai stroberi dan dibikin red monster saja.

Roti gandum dibuang pinggirnya, biarkan tetap berbentuk kotak. Silahkan saja kalau mau membentuk monster dengan bentuk lainnya, tapi untuk menghindari banyak terbuangnya roti, daku bikin kotak saja. Oles dengan selai stroberi hingga merata. Cutter keju cheddar lembaran dengan bentuk lingkaran yang berdiameter berbeda untuk matanya. Satu lebih kecil, satu lebih besar. Daku menggunakan tutup syrup yang kaleng dan plastiknya. Untuk mulutnya, tinggal potong berbentuk persegi panjang pakai pisau. Gunting deh norinya, lingkaran besar kecil untuk kedua bola matanya, dan zig-zag untuk detail  gigi-gigi si monster. Jadi!


Begitu rapi, Si Ummi segera meluncur ke sekolahan. Pas sampai di kelas, Lho, makan bekalnya sudah dimulai rupanya? pada hal belum jam 9.00 wib, dan Si Ummi nyaris saja telat. Bu pipit begitu melihat kedatangan si Ummi langsung bilang "Kami kira Kamila memang lupa dibekalin, Mi!" Haduh, jangan sampai yah Bu Pipit, Si Ummi lupa ngebekalin Kamila. Begitu bekal ini berpindah tangan ke Bu Pipit dan daku melihat Kamila sedang dibagi bekal oleh temannya *duh ga keliatan tadi dengan siapa, langsung merasa bersalah banget si Ummi. Refleks, Kamila melihat daku di pintu kelas yang sedikit terbuka, langsung teriak "Ummi, aku ga ada bekalnya!" dan ku jawab juga "Itu Dek, sudah Ummi titip ke Bu Pipit, tadi kan Ummi bilang ke Adek, Bekalnya nyusul yah! karena Adek berangkatnya pagi banget bareng Kakak, dan Ummi belum buat bekalnya pas Adek berangkat." Kamila segera membuka bekalnya, dibantu oleh Bu Pipit. Setelah Kamila lihat bentuk bekalnya, sambil dibantu memotong-motong rotinya, Bu Pipit berujar "Bekalnya lucu khan, sekarang sudah boleh dimakan". Tidak lama setelah melihat Kamila menggigit roti monsternya, daku berpamitan ke Bu Pipit dan Miss Eva, Ke Mama Fadia juga. Duh, Fadia masih tidak mau ditinggal si Mama selama belajar di dalam kelas. Bersyukur Kamila sudah mandiri selama di sekolah, sedari trial pertama dulu, ga ada yang namanya menangis dan meminta Ummi stay di kelas bersamanya. Alhamdulillah.

Dan, Si Ummi pun langsung berangkat ke tekape ^^.

Friday 27 September 2013

Mo Moo Here, Mo Moo There Bento # 33

Jumat, 27 September 2013

Kemarin sore, saat daku sedang mencapture semua foto-foto bekal Kamila di BB yang lagi lemot dan hang berat, tiba-tiba Kamila bercerita kepadaku, kalau teman-temannya di kelas bertanya kepadanya tentang bekal apa yang mau dibawanya besok. "Umi, aku khan jadi bingung tadi pas temenku nanya, besok aku bawa bekal apa yah? ummi mau bikinin aku apaan sih besok?" "Terserah Adek, adek mau dibawain apaan? nanti Ummi bikinin." jawabku. "Apa yah? bingung!" takjub juga dengan ucapan Kamila yang bilang bingung, belum umur 3 tahun sudah mengerti apa arti bingung gitu? "Terserah Ummi aja deh! yang dulu dibekalin ke kakak, tapi aku belum pernah, sapi sapi, Mi!"

Waktu Kak Khalila dulu memang pernah dibuatin sapi tapi dari roti, dan dokumentasi bekal sapi ini pernah dipropose juga buat lomba bekal yang diadain Tupperware dan Majalah Nakita. "Oke deh, besok Ummi bekalin Adek sapi yah, tapi mandinya harus lebih pagi, biar tidak terlambat ke sekolah yah !"

Sudah beberapa kali, Kamila sering menunda waktu mandi. baik pagi maupun sore. Akibatnya kalau pagi, datang ke sekolah jadi sering mepet bel berbunyi. Pasalnya, beberapa hari yang lalu dia jatuh dan mengakibatkan lututnya lecet-lecet dan paling takut terkena air karena perih. Jadi selalu diakalin dengan menempel hansplast di luka lecetnya, baru mau mandi. Jadi daku membujuk dengan bekal sapi asalkan dia mau mandi lebih awal pagi tadi. Walaupun dengan aksi menjerit dulu begitu mau diguyur air, dan langsung tertawa begitu tau ternyata setelah diguyur air, lututnya tidak perih lagi.


Jadi, daku membuat sapi dengan bahan utama nasi putih. Nasi putih dikepal berbentuk bulat. Lalu tempelkan guntingan nori untuk membuat warna hitam putih di kepala si sapi. Kali ini warna hitamnya daku buat di sebelah kiri degan guntingan nori yang lebih besar, sedikit di sebelah kanan bagian bawah, dan bulatan kecil di area mata. Lanjut bikin tanduknya yah. Kepal nasi lalu bentuk memanjang dan bungkus dengan nori, gunting sepanjang tanduk yang diinginkan, lalu tusukkan dengan spaghetti mentah biar menempel di kanan kiri atas nasi bagian kepala. Detail deh bikin mata, hidung dan mulut sapi dengan nori puncher dan keju lembaran.

Lauknya kali ini berkuah, jadi daku menggunakan wadah puding silicon tahan panas untuk menempatkan sayur sop kentang wortelnya. Tambahkan somay ikan, dan buah kiwinya. Ngomong-ngomong tentang buah kiwi, bekal kemarin khan buah kiwi juga yah, kamila lagi ngefans banget sama buah ini. Bekal kemarin yang duluan dimakan adalah buah kiwinya, salah prediksi. Kirain yang bakalan disuap saladnya dulu, ternyata bukan ^^.


Besok mau posting tentang  gores-goresan Kak Khalila yah. Soalnya khan sabtu minggu daku libur bikin bekal Kamila ^^. Sekarang juga sudah lewat jam 10.00 wib, daku pamit undur diri dulu, siap-siap berangkat jemput Kamila pulang sekolah ^^

Terima kasih sudah mampir ^^

Thursday 26 September 2013

Kung PO Panda Bento # 32

Kamis, 26 September 2013

Sinyal internet lagi genit, seringnya kedip-kedipan tapi ga ada koneksinya ke laptop. Udah jam 8.56 wib, artinya daku cuma punya waktu 1 jam buat ngetik, upload foto buat bikin postingan si PO ini sebelum jam 10.00 nanti harus balik jemput Kamila di sekolah. Yah, jam segini ini memang  'me time' daku banget buat posting-posting di blog. Berdoa semoga sinyalnya baik hati buat running lebih cepet begitu daku pencet tombol 'publish'.

Bekal hari ini si Kung PO Panda. Penampakan mukanya si PO kalau diperhatiin banget ga mulus, karena beberapa kali bongkar pasang 'operasi plastik' ekspresi hidung, mulut dan kumisnya. Kenapa gitu ? karena susah bener bikin supaya mirip si PO. Begini nih, dilemanya kalau nyulap bekal karakter yang sudah membumi. Kalau ngga mirip pasti bakalan rame di dunia persilatan dan pertempuran hangat kami di facebook setiap harinya. hihihihihihi

Nasi putih dikepel sampai padet, bentuk bulat deh buat kepala si Po-nya. Lalu buat bulatan kecil nasi putih yang mau kita bungkus nori buat jadi telinganya. Nah, tempelin di kanan kiri atas nasi putihnya, baru kita bentuk sedemikian rupa, hingga kepala dan telinganya bisa mirip dengan penampakan Panda. Atur komposisi dan ukuran kepalan sebelumnya sangat penting, biar balance komposisinya. Semisal kuping terlalu besar atau sebaliknya. Baru deh kita tempatkan ke dalam lunchbox yang sudah dialasi daun selada, baru didetail penampakan mata, hidung, mulutnya dengan keju cheddar lembaran dan guntingan nori. Done!


Kemaren, menjelang maghrib, melihat si Ummi yang minum infused water berisi buah anggur dan kiwi, Kamila minta kiwi juga buat bekal buahnya besok. Kebetulan memang di kulkas masih ada 1 buah kiwi yang rasanya manis karena sudah pas tingkat kematangannya. Jadi, daku menyisipkan buah kiwi ini ke dalam lunchboxnya Kamila. Lalu menggoreng chicken fillet menjadi steak yang crispy. Temennya steak kalau bukan tumisan/rebusan sayuran, yah salad. Alhamdulillah, kalau salad wortel dan kol itu Kamila suka banget. Jadi daku langsung mengiris kol dan wortel tipis-tipis, lalu disiram sedikit cuka makan, kasih perasan jeruk lemon dan sedikit gula. Aduk rata, diamkan beberapa saat hingga menyerap baru dimasukkan ke dalam lunchboxnya. Pengaturannya agak berantakan yah ^^

Masuk sesi pemotretan sebentar sebelum memandikan Kamila, beberapa kali ganti alas dan kain, biar keliatan lebih berwarna kontras. Buah kiwi dan daun selada mendominasi warna hijau, kain yang lulus audisi yah warna merah, agar bisa mengimbangi si hijau dan alasnya yang gelap. Taram!


Waaaaw, pagi tadi ada surprise dari Jeng Liza, finally dia bikin bekal bintang juga buat Arka. Daku di BBM dan ditunjukin hasil 'prakarya'nya tadi pagi. Bagus Liz, rapi kok! Cekikikanlah daku sepanjang jalan pulang sehabis mengantar tadi baca BBMnya, karena Liza menyebut demi harus memakai nori yang sudah mejeng kelamaan di lemari, makanya dia bersedia berprakarya pagi ini, disamping kekhawatirannya dia sama si Arka, Khawatir bekalnya berubah malah membuat si Arka merasa aneh dan tidak mau makan, hingga punya ide melebihkan uang jajan Arka segala jikalau bekalnya tidak dimakan dan dia kelaparan. Jadi ga sabar menunggu berita bekal Arka hari ini dari jeng Liza nanti sore sepulang sekolah.

Kamila pun alhamdulillah, bekal Doraemon kemarin dia suka dan bangga sekali. Sepanjang hari dia bilang "Temen-temen aku ga ada lho Mi yang bekalnya dibikin kaya aku Doraemon".

Mudah-mudahan yah, Dek, Ummi khan sudah posting semua bekal Adek di blog ini, siapa tau nanti kalau ada Mamanya temen-temen Adek yang mau buat khan tinggal buka blog ini saja. Karena itulah akhirnya semakin kesini, daku semangat buat membuat bekal Kamila setiap paginya dan posting di blog ini. Selain sudah ditunggu teman-teman yang mau membuat bekal anaknya,  jika ada yang mau bertanya-tanya, sedikit banyaknya sudah daku jelaskan di setiap postingannya. Mata dari apa? warna kuning dari apa? nasi biru dari apa? nasi pink merah dari apa? untuk Temans-temans atau Mama-mama lain yang mau berusaha, pasti akan mencari tau langsung ke blog dahulu sebelum bertanya langsung kepadaku. Bayangkan kalau semisal di kontak BB ku, di inbox facebook-ku semua menanyakan hal yang sama, padahal sudah jelas-jelas kucantumkan link detail blognya sebagai keterangan mencari tau detail isi  lunchboxnya, keriting jariku mengetik jawabannya ke semua yang bertanya. Kalau lama dijawab karena daku saat itu tidak memegang BB atau online facebook dibilangnya sombong. Aihhh.. jadi bingung dakunya.

Insya Allah kalau sudah membaca apa detailnya lewat blog, daku yakin temans semua tau jawaban dari semua pertanyaan detail yang ditanyakan. Obrolan kita di BBM atau inbox facebook akan lebih asyik dan efisien. Maafkan daku yah kalau BBM atau inbox komennya belum dibalas. ^^

Terima kasih sudah mampir.

Wednesday 25 September 2013

Doraemon (ドラえもん) Bento # 31


Rabu, 25 September 2013

Robot kucing berwarna biru dari abad ke-22 yang dikirim ke abad ke-20 untuk menolong Nobita. Lahir pada 3 september 2112. Tinggi badannya 129,3 cm dan berbobot 129,3 kg. Makanan kesukaannya adalah dorayaki. Doraemon sangat menyayangi dan setia kepada Nobita. Seringkali ia menolong Nobita walaupun ia sendiri dalam kesusahan. - Om Wiki -

Siapa yang tidak kenal Doraemon, diawal tahun 1990-an, film kartunnya selalu wara-wiri setiap hari minggu di stasiun televisi RCTI. Hapal dengan lagunya yang "aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini, ingin itu banyak sekali... " Agak riskan mau melanjutkannya, soalnya khan semua keinginan dikabulkannya sama Allah Swt yah, itu pun jika Allah menghendaki, bukan sama kantong ajaibnya Doraemon. 

Nah, si Mba R Irianto, temanku di dumay yang tinggal jauh di Ruwais, Abu Dhabi sana, senengannya itu ngasih PR tentang karakter-karakter yang harus kujadikan bekalnya Kamila. Disebutlah mulai dari princess, barbie, Doraemon, sampai Agnes Monica. Nih, Mba R, daku bikin sekarang si Doraemon yah ^^, jangan ditambah lagi PR ku buat bekal-bekal selanjutnya. wong yang udah kesebut aja belum semua dibikin, bagai mana caranya si Agnes Monica yang lagi jejingkrakan harus jadi model bekalnya Kamila yah??? But eniwei baswei, malah karena Mba R suka ngasih PR, daku jadi ada ide dan nambah inspirasi buat disulap jadi apa bekal-bekal Kamila setiap pagi. Makasih yah Mba R sayangkuh!

Sudah banyak teman-teman lain yang mulai menyulap bekal anaknya, baik yang secara terang-terangan laporan kepadaku maupun yang diem-diem berkunjung ke blogku, soalnya sempet iseng liat statistik pengunjung blog, wow, pagi-pagi ternyata sudah banyak yang mampir dan ngintip. Tapi herannya, soulmate perdapuranku yang intens keep in touch, si jeng Eliza dan Mba R ini belum juga berkutik buat maen sulap-sulapan bekal. Sudah ditoyor, sudah dislepet, udah digaplok, tetep aja ga bergerak. Curiga si Mpok Nori-nya Jeng Liza berubah jadi lumutan saking lamanya dibeli, tapi sampai sekarang belum dipakai-pakai. Hihihihi kalau Mba Naura Pertiwi sih, udah beberapa kali menginbox daku, dan dia mulai sulap bekal anaknya, walaupun sekarang masih kerasa hoax, karena penampakan tuh bekal tidak pernah muncul di wall pertempuran kami. 


Okay, sekarang kita berlanjut ke step-stepnya yah. Sekali-sekali boleh dong pakai pewarna makanan? nah dengan terpaksa karena tidak tau lagi harus mewarnai biru di Doraemon dengan apa, harusnya sih pakai furikake yang dicampurkan ke dalam nasi putihnya, tapi furikake itu khan rasanya nyifud banget, Kamila sudah dipastikan tidak bakal doyan. Jadi, daku menggunakan pewarna makanan warna biru sedikit saja kedalam nasi putihnya. Campur dan aduk hingga warnanya merata yah, hasilnya agak lengket pastinya dibanding nasi putih biasa. Kalau sudah tercampur rata, sisihkan dulu saja yah, karena sebaiknya yang dikepal pertama kali yah nasi putihnya dulu. Dikepal berbentuk bulat, nah baru deh nasi warna birunya kita kepal lalu bentuk setengah lingkaran, untuk melingkari setengah lingkaran si nasi putih. Butuh kesabaran sedikit yah saking lengketnya, daku buat hingga bener-bener mirip kepala si Doraemon. Tadi sih daku butuh 3-5 menitan hingga dapet hasil sesuai penampakan diatas. Begitu kepala jadi, tarik nafas deh, alhamdulillah mirip. Nah kepala si Doraemon ini langsung daku amankan, soalnya lauk pauk yang lain emang belum dimasak.

Kamila minta cumi goreng tepung, ikut-ikutan si Kak Khalila yang lagi kerajingan seafood digoreng tepung. Semalem cumi bekunya sudah daku pindahkan ke kulkas bawah dalam chiller. Cumi ini dibeli wiken kemarin, sehabis dicuci bersih, dipotong-potong, siram perasan jeruk nipis supaya tidak amis, cuci bersih lagi, lalu daku masukan ke dalam beberapa wadah yang diisi  untuk sekali masak. Begitu pun chicken drum, udang, dan chicken fillet. Langsung dipisahkan untuk sekali eksekusi. Jadi sisa yang lainnya masih aman dalam kondisi membeku. Nah, si cumi sudah tidak beku lagi dari chiller, langsung daku tepungin deh, requestnya digoreng harus garing seperti calamary. Lalu merebus telur ayam. Kok telur ayamnya kecil yah? hihihihihihi ini sisa telur ayam dari Ayam Ketawa yang induknya tidak mau mengerami itu telur. Jadi sehabis Si Induk Ayam Ketawa ini bertelur, langsung diamankan ke dalam kulkas. Bentuknya 3 kali lebih besar dari telur puyuh tapi lebih kecil dari telur ayam kampung biasa.

Begitu cumi goreng tepung dan telur ayamnya mateng, baru kita set-up ke dalam lunchboxnya. Pertama, setelah menempatkan daun selada disisi-sisinya, baru dengan hati-hati daku menempatkan kepala Doraemonnya, lalu mulai mendetail wajahnya. Mata dulu yah, cutter keju cheddar dengan menggunakan sedotan bubble, tempelin nori deh. Lalu hidungnya, nasi putih sedikit daku kasih tetesan stroberi, bikin bulatan kecil, letakan dibawah matanya. Nah sekarang gunting nori dengan hati-hati dan setipis mungkin berbentuk parabola untuk garis senyum mulutnya, dan panjang-panjang untuk kumisnya. Alhamdulillah mirip. Baru deh platting si anggur merah, cumi goreng tepungnya, lalu telur rebus yang sudah dibelah dua. Biar makin rame penampakannya, telur rebusnya dibikin lebah saja, dengan memberikan detil potongan nori berbentuk stripes di bagian kuningnya, tempelin mata dan mulutnya. Tring! jadi....


Hari ini, si Ummi cuti anter jemput Tukey, karena ada sesuatu yang lebih urgent yang harus dikejar. Jadi setelah Tukey berangkat, Si Ummi juga langsung menghilang ditengah kemacetan Jakarta. Dan begitu sampai di tekape, ternyata ga ada sinyal yang bisa ketangkap, jadi akhirnya, late posting deh yah episode si Doraemon ini. Walaupun terlambat, semoga tetap bisa diintip dan jadi inspirasi "menyulap' bekal buat besok pagi ^^. Terima kasih sudah mampir yah, Temans!

Eh yah, gambar si Doraemonnya itu daku intip dari PP blackberrynya Miss Amel, Wali kelasnya Kak Khalila di sekolah lho ^^ ini dia PPya Miss Amel yang jadi contekannya.



Tuesday 24 September 2013

The Aristocat - Marie # 30


Selasa, 24 September 2013

Aiiih, ga sesuai banget yah judul sama penampakan bekalnya. Jadi ceritanya nih Temans, daku pingin bikin si Marie, kucing berbulu putih yang cantik, genit, kedip-kedip. Beberapa hari lalu daku dicolek sama Mak Fadlun, anaknya Mak Fadlun request bekal kucing, apakah daku pernah membuat kucing? yah daku jawab pernah, cuma versi black cat gitu deh, ga ada girlie-girlienya sama sekali. Nah tadi pagi, daku berusaha niy bikin si Marie dalam kondisi buru-buru, supaya cepat kelar dan bisa membangunkan Kamila. Ayo Dek, biar tidak telat seperti kemarin ! Tapi pas diperhatiin susah bener bikin mirip, kejadian kaya Dora kemarin. Begitu semua set up, baru sadar juga, ada anggota tubuh si marie yang hilang, makin membuat tidak mirip, yaitu telinganya hihihihiiihi ^^ ya sudahlah pasrah.

Kalo dari penampakan kepala si Marie 'jadi-jadian' ini pasti Temans sudah tau yah, detailednya dari apa. Lauknya cuma sosis lilit yang caranya gampang-gampang saja, mie telur sehabis direbus angsung dimasukkan ke dalam kocokan telur ayam, seasoning dengan sedikit lada, gulgar, dan bubuk pala. Lilit deh mie tersebut dalam potongan sosis, lalu digoreng hingga mie garing dan sosisnya matang. Nah sisa mie dan kocokan telurnya, daku dadar buat bekal snack timenya Kak Khalila. Tambahkan rebusan wortel, potongan buah naga, dan agar-agar inaco sekali-kali.


Haruskah daku menyerah untuk menyembuhkan batuk ini dengan obat? rasanya iya! karena sudah nyaris 2 minggu batuk ini belum juga sembuh, mungkin kalo untuk anak, kondisi sepertiku sudah harus diuap. Rasanya nafas jadi pendek-pendek dan susah sekali untuk mengeluarkan 'slem' dari rongga dada. Infused water alhamdulillah  membuat badan lebih fit, cuma memang batuknya sendiri yang harus disembuhkan. Bener-bener membuatku merasa cepat lelah karena nafas yang belum stabil. Mungkin begini kali yah rasanya para penderita asma jika kambuh. Dahulu, daku termasuk orang yang jarang sakit, paling migren aja yang sering mampir, itu pun kalau kurang tidur atau tersengat sinar matahari yang terlalu panas. Cuma, biasanya begitu sakit, sakitnya langsung lama untuk sembuh. Jadi ingat bulan april lalu, sudah 3 minggu badan terasa semriwing, ternyata berujung thyphus.

Jangan lupa jaga kondisi yah, Temans.

*Siap-siap jemput Kamila sekolah*



Monday 23 September 2013

Minion of The Day # 29

 Senin, 23 Sepember 2013

Ikut-ikutan demam Minion, gara-gara si Kak Khalila yang udah jago banget nge-game Minion, jadi bekal Kamila pagi ini Minion aja.

Hari ini Kamila kayanya bakalan terlambat masuk sekolah. buktinya jam segini 07.23 wib, Si Ummi masih sempat ngedit foto dan posting bekal ini di blog dan Fb. Bekal Minionnya memang sudah ready semenjak jam 6.30 wib, tepat diwaktu keberangkatan Abi dan Kakak, langsung Ummi jepret. Kamila masih tidur nyenyak, dan belum bangun juga sampai jam segini ini. Tadi sudah dibangunkan Ummi, sambil diberitahu kalo bekalnya sudah jadi, Minion!! tapi Kamila masih ogah buka mata. Jam 03.00 wib shubuh tadi, Kamila memang bangun minta minum dan pipis, baru merem lagi menjelang shubuh. Wajar saja kalo masih mengantuk.


Okay, Nasi kuning lagi, dikepal bulat memanjang seperti bentuk ' combro' :P. gunting nori memanjang, lalu bulat untuk desain area matanya, pake keju cheddar lembaran lagi, lalu nori lagi. Tempelin mulutnya. Buat baju Minionnya juga menggunakan nori. Mudahkan yah, Temans!

Lauknya chicken drum crispy, dan bihun goreng, tambahin buah anggur merah, biar makin berwarna jangan lupa daun selada buat hiasannya, semoga juga dimakan sama Kamila.


Narasinya tidak panjang-panjang yah, Kamila sudah bangun, daku mau memandikan dan menyiapkan keberangkatan Kamila, lanjut mengantarnya sampai sekolah. Rekor pagi ini, walaupun agak telat, ternyata sempat pstng di Blog dan FB sekaligus *takjub, serasa produktif sekali pagi ini, Yeah ^^

Sunday 22 September 2013

New Look Hair Bento # 5 Bekal Khalila untuk Lomba Frissian Flag


Ada waktu me time diminggu siang. Nyicil postingan bekal lomba lagi deh. Kenapa bisa punya me time di hari family time? karena si Abi lagi latihan menyelam lagi di Senayan, Tukey diangkut nenek main ke rumah saudara. Daripada bengong tidak jelas, daku posting blog lagi aja.

Tittle bekalnya ini khan 'New Look Hair' yah? pas kejadian sore sebelum bekal ini dibuat, ceritanya daku dan Khalila nyalon bareng, daku creambath, Khalila potong rambut. Eh tapi, hasil potongan rambutnya Khalila hancur banget! bagian poni itu sama si Kapsterrnya diambilnya terlalu banyak dan kependekan. Memang salon itu bukan salon langganan yang biasa kami kunjungi. Karena hari senin itu, adalah hari off-nya si salon langganan, tapi Khalila memaksa buat ke salon dan potong rambut sore itu juga. Jadi ide bikin bekal Khalilanya yah penampakan Khalila sehabis potong rambut. Kapok yah, kalo urusan potong rambut itu datang ke sana. Rasanya setelah diperhatikan, semua anak yang dipotong oleh si kapster itu sama semua. Main potong rambut kaya rambutnya dora, tanpa menyesuaikan dengan bentuk muka masing-masing anak. Daku pun dulu pernah dipotong sama si kapster ini, dan hasilnya memang tidak sesuai harapan banget. Syukur Alhamdulillah, daku pakai kerudung, jadi yang melihat 'keanehan' rambutku yah cuma si Abi ^^.

Lanjut, nasi putih dikepal berbentuk bulat besar untuk kepala, dan 2 bulatan kecil untuk tangannya, gunting zig-zag nori pada bagian yang memanjang, oles dengan sedikit air, tempelkan ke bagian nasi yang berbentuk kepala. Tusuk foodpick bentuk pita lalu detail wajah dengan nori puncher. Lauknya bihun  goreng dengan balado udang dan sosis rebus yang dibentuk bunga, dilengkapi rebusan baby labu siam dan wortel, ditambah cemilan kismis dan buah stroberi.

Batukku belum juga membaik, bertahan tanpa meminum obat sama sekali. Akhirnya, semalem  daku membuat infused water dengan potongan buah lemon dan kiwi. Mudah-mudahan bisa membantu proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuhku. Penampakan si infused water niatnya mau dijepret dengan jepretan yang sadar kamera,  biar bisa ikutan diposting di blog nantinya. Tapi malesnya mengeluarkan kamera, dan belum datangnya mood untuk nata-nata, pakai botol atau wadah infused water yang lebih menarik, daku putuskan, kapan-kapan saja si infused water dijepret dan diposting. Harusnya selama 'me time' ini daku istirahat yah, tapi godaan untk mencicil postingan lebih besar. Semoga, besok sudah lebih baik kondisiku, karena harus mulai berkutat dengan bekal Kamila lagi besok. See ya di postingan bekal berikutnya ^^

Happy Family Time ^^


Friday 20 September 2013

Funny Monkey Bento # 4 Bekal Khalila untuk Lomba Frissian Flag


Lanjut, posting bekal Khalila yang daku proposed di Lomba Bekal Frissian Flag. Jangan heran yah Temans, karena waktu lombanya memang panjang, jadi daku usahakan memang setiap harinya selama lomba itu masih berlangsung pasti daku upload di pagenya. Kita khan tidak pernah tau yah, kriteria Bekal yang seperti apa yang bakalan menarik hati si dewan juri. Jadi berikhtiarlah yang banyak.

Sepanjang sejarah perbekalan, monkey ini satu-satunya yang pernah dibuat. Karena Khalila agak susah buat makan nasi merah, makanya daku coba kali ini bekalnya ada nasi merahnya. Kalo tidak salah, ini bareng timingnya dengan Kamila Mpasi, kami sekeluarga pun mencoba untuk mengkonsumsi nasi merah ini beberapa waktu.

Mulai saja yah. Pertama daku itu membuat moncong si monkey dan telinganya dari keju cheddar lembaran. Mau tau daku mencutter si moncongnya itu menggunakan apa? daku yakin, semua orang pasti punya. Sudah pasti, daku memang jarang menggunakan alat khusus untuk menyulap bekal. Nah, ini menggunakan mulut gelas besar atau Mug. cutter untuk telinganya, menggunakan kertas, yang daku gulung hingga membentuk bulatan sebesar yang diinginkan, gunakan sebagai cutter, lalu  hasilnya, daku potong 2/3 bagian dengan pisau, kebayang yah narasi how to-nya dengan melihat telinga si monkey. Kok warna kejunya agak bluwek gitu yah? hihihihi daku oles pake strowberi sedikit, biar terkesan sedikit ngepink bluwek (hiyaaah bahasaku suka ajaib memang).

Sekarang kita kepal nasi merahnya, tapi bentuknya bulat oval yah untuk kepala, dan  bentuk 2/3 bulatan untuk telinganya. Atur deh. Biar makin mirip si monkey, jangan lupa tambahkan nasi putih yang setelah dikepal, lalu kita pipihkan, untuk membedakan warna area mata di atas hidung. Buat matanya, keju cheddar lagi yang digunakan, dicutter dengan sedotan bubble. Detail deh eskpresi mata,mulut dan hidung dengan nori puncher.

Lauk pauknya, sambal goreng kentang yang tidak pedas pastinya, sosis rebus, tambahkan rebusan jagung dan brokoli, lalu buah stroberi. Daun selada tidaklah lupa ^^ .

Foto yang ada susu Frissian Flagnya  belum ketemu nih ^^   

Mommy Bear Bento



Yup, ini bekal Kak Khalila dulu, pokoknya tanda Bekalnya Kak Khalila itu adalah bekal yang belum sadarkamera, alasnya cuma dari kertas kado motif Mickey Mouse, dan hanya hampir semua hanya menampilkan penampaka sekali jepretarn saja yah, Temans.

Kalau postingan sebelum-sebelumnya itu khan kalau tidak roti, nasi, spaghetti, dan mie yah. Nah, sekarang daku mau posting bekal berbahan dasar burger.

Caranya, buat burger seperti biasa, yaitu dengan menggunakan roti bun, lalu dioles mayonaise dan saus tomat, tambahkan daging burgermya, daun selada, ketimun dan tomat. Tutup, lalu tusuk dengan spaghetti mentah biar posisi burgernya mantap. 

Sekarang berlanjut membuat detailnya. Kali ini, kita buat tema Mommy Bear Bento, yang gampang saja yah. Hidung itu terbuat dari putih telur yang ujung mucungnya kita potong, lalu tempelkan dengan menggunakan spaghetti mentah lagi biar pas. Lalu gunting nori berbentuk bulat, garis dan sepertiga lingkaran untuk mendetail hidung dan mulutnya.  Mata, seperti biasa, daku mempergunakan keju lembaran yang dicutter dengan sedotan bubble, lalu beri detail ekspresi mata beserta bulu matanya. Jangan lupa, telinganya, dari bakso daging yang sudah direbus,belah dua, tusuk di kanan kiri bun dengan menggunakan spaghetti mentah. Bentuk lebah dari telur puyuh, rasanya tidak perlu didetail lagi dipostingan kali ini, karena saya sudah beberapa kali membahas si lebah di postingan sebelumnya. Daun selada, tambahan yang paling mudah untuk memberikan efek penuh pada lunch boxnya.

Semoga bermanfaat yah, Temans!

Thursday 19 September 2013

Miaaaaau Miaaau Bento


Pembuatan Bento ini yang paling daku nikmati dan hayati sepenuh jiwa, jangan heran hasil kepalan nasinya pun  rapih licin. Baik yang singa, maupun yang kucing. 

Nasi untuk si singa, adalah campuran nasi putih dengan kuning telur yang direbus, dicampur hingga rata sekali. Lalu dikepal dengan penuh perasaan. Kalau tidak salah, daku mengepal hingga 3 menitan ^^ jadinya kenceng, tak ada retak dan pecah-pecah. Hidung si singa berasal dari ujung putih telurrebus yang meruncing (aduh, maaf yah kala bahasaku kacaw balau begini menjelaskannya). Lalu ditusuk dengan menggunakan spaghetti mentah, supaya tetap nempel dengan nasi sesuai posisi. Detail deh dengan guntingan nori. 

Nasi untuk si kucing, itu nasi putih, yang dibentuk kepal membentuk kepala seperti love. Lalu ambil Nori lembaran yang agak lebar, olesi dengan sedikit air matang, bungkus deh menutupi seluruh bagian kepala si kucing. Nah berhubung kepala si Kucing hitam semua, detailnya kita ganti dengan menggunakan keju cheddar lembaran, seperti biasa cutter dengan sedotan limun dan bubble, tambahan dengan bantuan pisau untuk membuat mulutnya. Nah, pergunakan mayonaise  untuk menempelkan keju tersebut sebagai Lemnya. Tusuk spaghetti mentah sebagai kumisnya. 

Telur puyuh diatasnya, itu ceritanya anak ayam, tapi ga mirip yah ^^,  hehehehehe *maksa
lauk pauk berupa nugget stick, mie goreng wortel, rebusan brokoli dan sosis dibelah bentuk bunga. 

Semoga bermanfaat ^^

Kitty 'n Lion Bento # 2 Bekal Khalila untuk Lomba Frisian Flag


Wah, Postingnya terbalik niy ^^ harusnya bekal ini duluan yang keposting di blog sebelumnya :)
yup, ini bekal kedua yang daku proposed untuk Lomba Bekal Frisian Flag. Dua karakter yang ditempel menjadi satu, si Kitty dan Lion.

Langkah pertama, buat kepala hello kitty-nya dulu dari nasi putih dengan cara mengepal nasi hingga berbentuk bulat. Baru membuat kepala lionnya. Lion berwarna kuning itu campuran nasi putih dengan ubi kuning. Saat itu pas kebetulan daku habis merebus ubi kuning buat cemilanku siang itu, *ceritanya si Ummi lagi diet, skip makan siang dengan cemal cemil ubi. Dikepel sedemikian rupa, hingga membentuk nyaris seperti segi tiga tumpul. Jangan lupa tambahan 2 kepalan nasi ubi kuning yang kecil untuk telinga si Lion.

Nah, baru deh kita kasih detail masing-masing wajah dan ekspresi Kitty dan Lion. Semua yang berwarna hitam, berasal dari guntingan nori. Hidung Kitty yang berwarna kuning, menggunakan jagung rebus pipil. Pitanya dari wortel rebus. Hidung Lion yang berwarna putih dari keju cheddar lembaran yang di cutter dengan sedotan bubble.

Lauk pauk terdiri dari orek tempe dan perkedal kentang dengan daging cincang. tambahan jagung rebus, brokoli rebus dan wortel rebus yang dicutter huruf K. Tak ketinggalan buah stroberinya. Berhubung lagi musim mangga, si mangganya jadi snack tambahannya. Kotak susu Frissian Flag-nya yang kecil saja. Jepret deh pakai kamera BB ^^.




Princess 'n Pirate # 3 Bekal Khalila untuk Lomba Frisian Flag


Ini dia, bekal kamila yang daku propose juga buat Lomba Bekal Frissian Flag. walaupun tidak menjadi pemenang utama, tapi tetap mendapat hadiah sekardus susu Frissan Flag, bento tools dan namaku pun  tercantum di page Frissian Flag. Malah itu sensasi yang bikin bahagia banget, begitu tau nama kita terpejeng  atau dimention, sebagai apresiasi dari pihak panitia.

Jaman bikin bekal si kakak memang asal jepret saja. minim properti, dijepret dari kamera BB yang kualitasnya apa adanya. Tidak ada estetika, nanti tittle bekal berada dimana, watermark nama disebelah mana, pokoknya serba asal.

Dan ternyata, karakter pirate dan princess ini, yang dipilih oleh Majalah Anakku kemarin. Cuma versi lebih rapi, padat berisi dan lebih berwarna. Nanti jika bekal yang kubuat untuk halaman Family Receipt-nya Majalah Anakku terbit, pasti daku info-info yah, Temans.

Ini nasi putih yang dibuat sebanyak dua kepal. satu untuk kepala si princeess, satu lagi untuk si pirate. Rambut princess dari bihun goreng, sedangkan syal kepla si pirate dari nori lalu ditempel keju cheddar yang dicutter dengan menggunakan sedotan limun. Lauknya agak maksa sebenernya ^^ karena yang ada hari itu cuma tumisan pare. Yakin ga akan dimakan sama Khalila. Cuma dari pada kosong, akhirnya mejeng juga si pare disitu. Lalu ada dendeng daging, rebusan wortel, brokoli dan buah stroberi. Tambahan snack disebeahnya, yaitu sultana, kismis yang ukurannya lebih besar dan rsanyapun manis, warnanya kuning keemasan. Jangan lupa, sekotak Susu Frissian Flag School sebagai minuman tambahan yang menyehatkan.


Bandung I'm in Love # 7

Cerita sebelumnya di sini

Kelar semua urusan sosialisasi ospek universitas dan fakultas. Daku menghampiri Kang Eka, senior satu jurusan angkatan '96, bertanya jikalau daku tak ikut ospek universitas dan fakultas yang berlangsung minggu depan, apakah boleh? Kang Eka balik bertanya kenapa daku tak ikut? Takut? Bukan, tapi karena besok pagi, daku harus pulang ke Jakarta, ternyata Mama sakit. Belum jelas sakitnya apa, yang pasti daku harus pulang dulu, kebetulan perkuliahan pertama di mulai masih seminggu kedepan, setelah ospek fakultas selesai. Kang Eka memperbolehkan daku tidak ikut kedua ospek itu, cuma dia berpesan kalau daku harus wajib ikut mengikuti ospek jurusan. Daku berjanji, pasti akan ikut berpartisipasi. Memang, rasanya tidak ikut ospek itu rasanya rugi, karena dengan ospek, selain kenal dan dekat dengan teman-teman sejurusan, maupun fakultas jurusan lain, kita juga bisa kenal dan dekat dengan senior, tau organisasi kemahasiswaan, dll.

Saat sosialisasi tadi daku berkenalan dengan Lizty, gadis cantik berambut panjang dan bermata besar, mirip artis Bella Saphira (itu kesan gue pertama kali liat lu, Ty!) Dan Hadi Hadad (yang selanjutnya kupanggil dengan Hadad). Kuminta nomor telpon Lizty, dan HP Hadad, supaya daku bisa menghubungi dan tau perkembangan ospek dari mereka selama seminggu nanti daku di Jakarta.


Besok pagi, setelah berpamitan dengan Lita dan seisi kostan, Daku pulang sendiri ke Jakarta. Begitu tiba di rumah, kaget sekali melihat kondisi Mama. Ternyata ginjal mama bermasalah, membuat bagian-bagian wajah, lengan, kaki, membengkak penuh cairan. Ya Allah, menyesal sekali kemarin pas di telpon, daku tak langsung pulang, karena memang harus datang buat mengetahui sosialisasi ospek kemarin di kampus. Jadi setibanya daku di rumah, yah daku hanya menemani Mama, mengantar ke dokter, pokoknya stay terus di rumah. Malam biasanya ku telpon Lizty, bertanya hari ini ospek seperti apa. Lizty bilang, nanti puncak acara ospek fakultas, mereka pergi ke gunung. Si lizty sendiri belum yakin bisa ikut acara puncak nanti.

Alhamdulillah, kondisi Mama berangsur-angsur membaik. Dan menurut dokter sudah tidak terlalu mengkhawatirkan asal Mama bisa menjaga kondisinya. Bengkak-bengkaknya juga sudaha jauh berkurang. Akhirnya Mama malah menyuruhku cepat kembali ke Bandung, karena perkuliahan pertama kali akan segera dimulai hari senin. Daku balik ke Bandung mepet, Minggu pagi menjelang siang baru berangkat dengan naik kereta Parahiyangan. Sore setelah ashar, akhirnya daku tiba dikostan. Langsung menelpon ke rumah, memberi kabar daku tiba dengan selamat di kostan. Mbak Muti menanyakan kondisi Mama yang kujawab dengan kondisi yang sudah membaik alhamdulillah. Kutelpon Lizty, janjian besok kita ketemu di depan wartel ekonomi.

Lizty menarik tanganku, dia sudah lebih tau seluk beluk kampus, ruangan-ruangan mana tempat kita kuliah hari ini. Itu berkat mengikuti ospek kemarin, dia pun sudah banyak bersay hi ke yang lain. Rasanya, semua teman kenal dengan Lizty walaupun Lizty sendiri belum tentu kenal atau ingat siapa namanya. Dengan kecantikan lizty yang alami, rasanya semua akan kenal dengan Lizty.

Break kuliah, tiba-tiba senior langsung menyusup masuk begitu dosen pengajar keluar, menandakan ospek jurusan sudah dimulai. Daku tidak sekelompok dengan Lizty, tapi sekelompok dengan Hadad, Lina yang tau-tau berubah minta dipanggil Ocha (ada 2 Lina di angkatan kita), dan begitupun daku, berubah dari fitri menjadi Pity karena ada 2 Fitri di angkatan kita. Nah Hadad juga itu karena nama Hadi ada 2. Satu Hadi Hadad, satu lagi Hadi Mulyana yang berubah dipanggil Hadim. Ada Zulmahdan yang minta dipanggil Kiting karena rambutnya kriwul, Vecky Manengkey yang minta dipanggil Chevyx (tetep sampai lulus dipanggilnya Vecky aja, kl Chevyk kok mirip serviks yah *tutup mata), ada Mugi, Widi, ada Melani, Nico, Juan dalam kelompok ospekku. Begitu kelompok-kelompok ospek jurusan terbentuk, daku banyak mendengar teman-teman berujar. "Teman Jurusan seangkatan kita kan ada mantan Gadis Sampul '97, namanya Annisa Larasati, satu periode setelah Dian Sastro, Annisa pemenang ketiga". Dan begitu melihat Annisa, oo iya betul, wajahnya familiar buatku. Daku dulu khan juga berlangganan Majalah Gadis pas SMP-SMA.

Perbedaan yang kurasakan antara UI dan Unpad sangatlah menonjol. Rata-rata teman disini down to earth, sederhana, bersahaja. Berkumpul dari berbagai daerah, Aceh, Medan, Pekan Baru, Dumai, Lampung, Jawa sudah pasti, dari Banten-Surabaya ada, hingga Ambon. Karakter, logat bahasa yang berbeda-beda. Latar belakang ekonomi, keluarga, dari anak pejabat, hingga orang biasa. Semua berbaur menjadi satu. Kompak!

Ospek jurusan yang nyaris berlangsung hingga sebulan, disela-sela waktu perkuliahan kami diserbu dengan tatib yang sangar luar biasa, diimbangi dengan materi-materi dari para senior, disayang-sayang oleh mentor yang baik hati. Hari minggupun kami tetap mengikuti rundown ospek yang cukup menyita pikiran, hati dan tenaga. Bagai mana tidak, sabtu malam kami harus memantau Radio Ardan dan Oz, karena lewat Radio Ardan dan Oz lah barang bawaan yang harus kami bawa besok untuk keperluan ospek, baik barang pribadi maupun kelompok, diumumkan melalui radio tersebut. Bahkan, timingnya suka tidak kira-kira, jam 22.00 wib, yang sering membuat kami kalang kabut mencari barang-barang tersebut. Berkeliling Bandung, belusukan di Pasar Ciroyom yang buka 24 jam, hingga nyaris shubuh.  Salut dengan kekompakan kami satu angkatan di jurusan ESP ini. Membuatku makin menikmati menjalani hari-hariku di kampus ini. Jauh, jauh rasanya dibandingkan dengan semester pertamaku di UI lalu. Terdecak kagum, kita bisa berfoto bareng-bareng seangkatan yang lebih dari 120 orang, dalam satu studio. Ternyata hal itu sudah lumrah sekali di Bandung. Dan itu hanya dikenakan Rp. 4.000,-/kepala jika ingin mendapatkan foto masing-masing seukuran 3R, kalau mau ukuran 4R hanya Rp. 5.000,-/kepala. Oo Bandung, kau makin kucinta...

Angkatan kami dibagi menjadi dua kelas, kelas dibagi berdasarkan nomor pokok mahasiswa (npm) yang terakhir, ganjil dan genap. Daku, Lizty, Ocha, Kiting, Mugi, Hadad, berkumpul di kelas genap, begitupun dengan Annisa masuk di kelas genap, berpisah dengan teman dekatnya yang lain seperti Adies, Amy, Selly dan Putri yang di kelas ganjil. Kelas itu dipisah hanya untuk mata kuliah yang lebih spesifik saja seperti matematika ekonomi, statistik, dll, sedangkan untuk mata kuliah pengantar dan mata kuliah dasar, kami pasti bergabung satu angkatan. Ketua angkatan, Arry benar-benar humble, bisa masuk pergaulan dimana saja. Pun dengan temans lain yang suka ajaib, Odang, Tito, Neddy alias Onye. Membuat daku betah berlama-lama di kampus, dari pagi hingga sore. Inginnya semua nama temans ini kusebut satu persatu. Tapi nantilah, akan ada episode masing-masing kalian nanti yang akan kuceritakan. اِنْ شَآ ءَ اللَّهُ

Daku, Lizty dan Ocha ditambah Hadad, Kiting dan Mugi yang dijuluki The Chipmunks - karena kemana-mana seringnya mereka bertiga - menjadi dekat. Lupa kenapa awalnya kami berenam ini jadi sering kemana-mana barengan. Yah makan siang, sholat ke masjid, ke fotocopy-an buat fotokopi buku dan bahan kuliah jadi sering berbarengan. Bahkan jika salah satu absen, kita akan menutupi yang lainnya. 

Daku, Hadad, Kiting, dan Ocha dari Jakarta, Lizty asli Bandung, dan Mugi berasal dari Bogor. Di sela-sela perkuliahan, biasanya kami sering kumpul di kostan Mugi karena paling dekat dengan kampus, entah apa saja yang kami lakuin disitu, dari mulai bikin rujak, nonton cd, maen CS, ngerjain tugas, dll. Karena kostan Mugi ini punya 3 ruangan. 1 ruang tamu yang biasanya si chipmunks ini ribut maen CS karena isinya selain tv, komputer, semua player ada disitu.. Lalu kamar yang biasanya kita, cewek-cewek kuasai untuk menumpang sholat, ngobrol, baca buku, karena disitulah rak buku Mugi berada. Dan ruangan tersisa itu dapur dan kamar mandi. Kami ke kostan Hadad sesekali, karena posisinya jauh di daerah Jalan Riau sana. Kostan Kiting walaupun juga dekat, tapi harus naik angkot 2 kali ke daerah Tubagus Ismail. Kostanku dan Ocha tak mungkin, karena kostan kami khan khusus wanita. Jalan ke BIP, nonton bioskop, foto box yang ada di Toko Buku Kita,sampai ngewarnet kita bareng-bareng. 

Tapi diantara Lizty dan Ocha, Dakulah yang paling sering jalan bareng dengan The Chipmunks. Lizty biasanya selesai urusan main dengan kita, dia memilih untuk segera pulang ke Ujung Berung daripada ikutan kami yang suka tidak jelas arah dan tujuan mau kemana. Ocha pun begitu, apalagi sewaktu balik tinggal dirumah Jatinangor bersama A'Tomy, kakak laki-laki Ocha, yang kuliah di jurusan kedokteran umum di Jatinangor angkatan 97. Ocha pasti sudah meluncur pulang sebelum Damri ke Jatinangor habis. 

Itulah, Semester awalku di Kampus ini yang kujalani dengan perasaan happy.

- bersambung -

SimpliKitty Bento # 28



Kamis, 19 September 2013

Flu dan batukku belum juga membaik, hingga pagi ini membuat bekal Kamila untuk disulap juga rasanya masih malas luar biasa. Kemarin, bekal Kamila hanya kue donat bertabur gula dingin dan tortilla saja. Bekal donat memang requestnya Kamila yang iri melihat kakaknya dibekali donat gula untuk snack timenya pagi itu.

Semalam, Abi berpesan supaya anak-anak berangkat lebih pagi jika masih mau tetap diantar Abi besok. Abi harus mengadakan workshop di Hotel Ambhara pagi ini. Hanya Khalila yang diantar lebih pagi oleh Abi. Daku melarang Abi membangunkan Kamila, biarkan dia tidur hingga sebangunnya yang paling telat pun 6.30 wib. Jadi selepas berangkatnya Khalila dan Abi, daku masih punya waktu untuk membuat bekal Kamila. Nasi goreng saja, sudah lama bekalnya tidak berupa nasi goreng. Simple, semua bumbu cuma diiris saja, tidak pake ulek-ulek. Lalu lauknya orak arik telur yang tidak sampai 3 menit juga sudah matang.

Niatnya memang tidak akan disulap menjadi apa-apa. Tapi tetep yah, kok rasanya pingin dibikin sesuatu yang tetap berkesan lucu tapi gampang. Satu-satunya yah menggunakan cutter. Liat stok keju lembaran di kulkas, Alhamdulillah masih ada. Setelah menata nasi goreng, telur orak arik dan tortilla sebagai kerupuknya, daku membongkar harta karun cookie cutter. Pilihan jatuh kepada si Hello Kitty. karena detail mukanya lebih gampang dibandingkan Mickey Mouse, Winnie The Pooh dan Tiger. Cutter deh si keju dengan cookie cutter Hello Kitty. lalu detail dengan nori untuk mata, kumis dan hidungnya. Selesai !


Jam 7.10 wib, Kamila sudah tiba disekolah. Kelas masih sepi, Kesempatan ini biasa kupergunakan untuk ngobrol dengan Bu Pipit. Bu Pipit cerita, kau ternyata bekal hari selasa kemarin itu, yang berisi nasi kepal gadis Jepang, dan ada stroberinya. Ternyata, teman-teman dikelas penasaran dengan rasa stroberi yang dikunyah oleh Kamila dengan sedikit gula. Yah, kemarin itu memang kubekali buah stroberinya dengan sedikit gula yang kutempatkan kedalam wadah saus kecil. Jadi Kamila mengunyah stroberinya sambil ditutul ke sedikit gula. Kalau sudah begitu, Kamila bisa menghabiskan 2-4 stroberi sekaligus. dan itu semua teman-teman perempuan di kelas, penasaran banget, pingin icip bagaimana rasanya. Menurut Bu Pipit, Kamila lagi tidak mau berbagi untuk stroberi itu,  tapi setiap dia menggigit buat stroberi sambil diliatin teman-teman, Kamila menggigitnya sambil ngomong, "Ini bumbu gula, buat dimakan sama stroberi, ini bumbunya, biar stroberinya rasanya manis." begitu terus sampai si gula habis ^^. Duh, anak Ummi ga boleh pelit dong Dek!


Tuesday 17 September 2013

Kawai Imouto Bento # 27


Selasa, 17 September 2013

Nyaris pas seminggu daku tidak membuat bekal 'sulapan' buat Kamila. Selasa minggu lalu itu jadwal Kamila membuat sate pisang coklat di kelas, Rabu Kamila tidak sekolah karena mulai tidak enak badan Batuk Pilek, Kamis jadwal Menu Sehat bulanan dari para mamas yang bergantian memasak menu sehat setiap bulannya. Jumat si Ummi membekali Kamila dengan roti selai coklat dan susu yoghurt. Nah dari Jumat kemarin hingga hari ini si Ummi tefar, tertular batpil dari Kamila. Jadi males melanda karena tidak enak body, bekal Kamila apa adanya.

Minggu lalu padahal sudah janji dengan Mak Myra Anastasia kalo daku mau mencontek bekal anaknya yang gadis Jepang. Baru terlaksana pagi tadi. Walaupun badan masih berasa semriwing, yah dibela-belain deh bikin seadanya.  Nasi Uduk di bungkus guntingan nori membentuk kepala dan kondenya. Kalau Mak Myra pake kondenya dua, versi daku bikinnya satu saja, karena sempit kalau bikin dua konde, nanti lauk dan strawberrynya tidak muat.

Di kelas Kamila, lagi beredar virus flu singapur. Pertama Fikri yang terkena hingga berakhir masuk rawat inap. Lalu Aira juga dirawat inap karena radang. dan pagi ini daku menerima sms dari Mama daffy, kalo ternyata Daffy dari senin kemarin juga tidak masuk sekolah karena positif terinfeksi flu singapur. Mama Daffy meminta tolong kepadaku untuk menghimbau Mamas lain untuk meningkatkan daya tahan anaknya masing-masing, mengingat penularan flu ini melalui udara yang sama, yang dihirup anak-anak di dalam kelas.


Sepertinya besok daku masih cuti bikin bekalnya. Badan ini belum fit sepeti sediakala. semoga cepat membaik. Mohon doanya yah temans! Terima kasih sudah mampir ^^

Bandung I'm in Love # 6

 Cerita sebelumnya di sini

Terhitung sejak tanggal 25 Agustus 1999, daku dan Lita resmi menjadi anak kostan di daerah Cisitu - Dago. Tepatnya di belakang Hotel Sangkuriang yang tak jauh dari Simpang Dago yang cukup strategis. Kami memutuskan untuk kost didaerah ini, atas petunjuk Mas Bambang, Kakaknya Lita yang sempat mengenyam pendidikan di ITB sebelumnya. Daerah kost-kostan ini mayoritas dihuni oleh anak-anak ITB. Kostan kami ini khusus wanita, terkadang sempat merasa penghuni kostan kami ini semua jadi primadona buat tetangga-tetangga kostan sebelah kanan kiri yang hampir semuanya berisikan mahasiswa ITB laki-laki. Dimana kalau kami semua lewat, suka terdengar siulan dari dalam rumah kost mereka.

Kami langsung jatuh cinta dengan rumah ini, begitu kami datang ingin survey di hari pencarian kost berikutnya, saat itu rumah ini baru saja berhias habis dicat warna salem, matching dengan gorden dan bantal kursi isi rumahnya, jadi terkesan baru dan hommy.

Kamar pilihanku bersebelahan dengan kamar Lita di lantai dua. Kamar kostan kami ini berada di dalam rumah induk milik pasangan muda, Teh Yanti dan A' Ajid, yang belum memiliki anak. Di rumah ini total terdapat 8 buah kamar. 6 Kamar yang dijadikan kamar kostan. Satu kamar utama yang ditempati oleh Teh Yanti dan A' Ajid sendiri, satu kamar lainnya ditempati oleh Deasy dan Dian, adik kandung Teh yanti yang masih SD. Dua kamar kost yang menghadap ke ruang tamu ditempati oleh Mbak Muti yang sedang mengambil gelar doktor di ITB, dan Mbak Maria yang mengambil gelar master di ITB juga. Keduanya adalah dosen di Universitas Negeri Jakarta, Dua kamar kost yang lain berada di ruang belakang, posisi kamar ini saling berhadapan, ditempati oleh Teh Arini yang ku panggil Teh Ii, yang baru saja menjadi Sarjana Farmasi dan melanjutkan program profesi apoteker Unpad. Lalu Teh Dhira mahasiswi Tehnik Perminyakan ITB '97.

Tinggal bersama dengan mereka dalam satu rumah kost-kostan ini membuat iklim belajar yang sangat kondusif buat kami. Daku dan Lita langsung merasa betah dan nyaman di sini. Karena diantara semua penghuni kost, kamilah angkatan termuda dan menjadi anak bawang yang selalu mendapatkan curahan perhatian. Teh Yanti dan A'Ajid berasal dari keluarga yang sangat taat beragama, menjadikanku merasa seperti di rumah sendiri. Setiap menjelang shubuh dan sehabis maghrib sering mendengar A'Ajid mengaji, begitupun setiap malam jum'at sehabis maghrib, lantunan Surah Yasin biasa terdengar. Mbak Muti, yang bijak keibuan senantiasa mengingatkan kami jikalau kami mulai 'bandel'. Teh Dhira yang digempur dengan banyak tugas, ujian, dan menjadi asisten dosen memberikan contoh baik kepada kami untuk tidak melupakan tugas kami disini sebagai mahasiswi.

Mbak Maria yang sedang hamil anak kedua, sudah jarang stay lama di kostan, paling dalam sebulan, bisa dihitung dengan jari menempati kamar kostnya, lebih banyak di Jakarta dan baru di Bandung jika ada kuliah yang wajib dihadirinya. Namun hari-hari dimana Mba Maria menempati kamar kostnya, akan menjadi hari ramai di dalam rumah. Karena masing-masing dari kami ataupun secara bersamaan, menyempatkan 'nongol' ke Kamar Mba Maria, ber-hahahihi karena Mba Maria senang sekali membuat humor yang bikin kami merasa 'gede sebelum waktunya' atau sekedar ingin mengelus perut Mba Maria yang makin menggendut. Bahkan, kami sempat mengadakan pijama's party di Kamar Mba Maria, foto-foto, ngobrol, umpel-umpelan hingga malam, walaupun ujung-ujungnya, kami tidur di kamar masing-masing begitu ngantuk melanda, dan tidak tega jika Bumil ini jadi tidak nyenyak tidurnya, sementara kami pasti akan ada yang mendengkur dan menendang-nendang kondisi tidurnya.

Lalu Teh Ii? Inilah Teteh 'funkey' satu almamater, kamarnya paling lengkap di antara kami semua, kamar favorit buat kami yang isi kamarnya masih seadanya. Kamar Teh Ii' penuh boneka yang bisa kita jadikan bantal empuk-empuk, ada televisi lengkap tape dan cd playernya, biasanya Daku dan Lita sering menumpang nonton Dawson Creek, serial yang selalu kita nanti-nantikan tiap minggunya. Kalau takut mendengarkan Ardan Nitemare dari Kamar masing-masing, kami biasanya turun berkumpul mendengarkan cerita Ardan Nitemare bareng-bareng di Kamar Teh Ii' dan biasanya berakhir pada salah satu dari kita akan menginap bareng. Kalau tidak Lita menginap di kamarku, daku yang menginap di kamar Teh Dhira, semisal malam jumat itu Lita lagi ada di Jakarta. Teh Ii' ini guide kami untuk explore Bandung lebih dalam, darinyalah kami lebih tau salon mana yang murah tapi pelayanan extra, tempat-tempat fashion update namun murah meriah. Ga ada lagi kamus beli celana jeans yang harus dipotong bawahnya karena kepanjangan, tetapi sekarang kami membuat celana jeans sesuai ukuran badan kami masing-masing. Berkenalan dengan Pak Kadim, penjahit andalan Teh Ii di daerah Titiran Dalam belakang Telkom, yang sudah terbukti hasil jahitannya bagus dan enak dipakai. Hingga tempat makan dari mulai steak kaki lima hingga ala cafe.

Seringnya kami malah ditraktir makan malam sama Teh Ii' dan Kak Arief, Pacar Teh Ii' Jurusan Tehnik Kelautan ITB'95. Seperti malem ini, demi menunjukkan kepada kami Restaurant dan Cafe Kampung Daun di jalan Sersan Bajuri atas dekat Lembang, dan kami berdua terbelalak melihat harga makanannya, yang rata-rata per porsi itu seharga dengan jatah uang makan kami 3 x sehari sebagai anak kostan, Teh Ii' dan Kak Arief tertawa, begitu daku dan Lita termangu bingung mau order makan malam apa. Mata kami terpaku hanya pada menu beverages dan daku sudah siap-siap memesan bajigur saja, yang sesuai dengan isi kantong dan udara dingin malam itu. Kak Arief, dengan baik hatinya bilang kalau kami tak perlu sungkan, pilih saja menu makan malam yang mana, malem ini malem istimewa, dia mau mentraktir kami, sepertinya ada uang lebih yang didapat Kak Arief. Selain memiliki usaha warnet bersama teman-temannya, Kak Arief juga Asisten Dosen di kampus. Pantes saja, niat sekali malem itu mengajak kami ke Kampung Daun, yang selama ini daku malah tau dari Ni', Indah, Medya dan Astri. Mereka bilang "Nanti, kalau kita ke Bandung, tolong tunjukkin di mana Kampung Daun yah Fit, katanya tempatnya bagus!" Dan disinilah daku, Kampung Daun, bersaung-saung dengan meja lesehan dan bantal-bantal besar, diterangi lilin, obor-obor dan lampu kuning temaram sepanjang area. Romantis suasananya, indah, bagus memang. Kalau mau dinner disini kita membeli suasanannya. Semakin keatas malah terdengar gemericik air mengalir. Duh, di Jakarta, mana ada tempat seperti ini. Yang ada saat ini maraknya kafe tenda pinggir jalan yang sedang menjamur, tapi tampilannya seadanya. Terlebih di sepanjang margonda. Makin jatuh cinta daku pada Bandung.

----
 

Kostan ini, baru ada kehidupan setelah maghrib. Biasanya semenjak pagi penghuninya hilang. Teh Yanti sibuk mengelola salon miliknya di Jl. Tubagus Ismail, tak jauh dari Simpang Dago. A'Ajid, mengelola toko bahan bangunan milik orang tuanya. Deasy dan Dian sekolah, langsung les dan menjelang sore baru tiba. Teh Ii' paling telat jam 6.00 wib sudah berangkat, demi mengejar Damri menuju Jatinangor untuk kuliah pagi. Daku dan dan Lita, kalau kuliah pagi, harus berangkat minimal 6.45 wib, mengejar perkuliahan pertama di jam 7.00 wib. Kaget juga, karena waktu di UI semua perkuliahan jam pertama itu dimulai jam 8.00 wib. Tapi di Bandung, ternyata rata-rata memulai jam 7.00 wib. Untunglah jarak kostan ke kampus tidak sampai 1 km, sekali naik angkot. Begitu pula dengan klan ITB, Mbak Muti, Mba Maria dan Teh Dhira.

Paling yang lebih fleksibel Mbak Muti, karena waktunya lebih banyak dihabiskan di Lab. Mau berangkat agak siang, jam 8-9, masih bisa. Daku pernah ikut ke Lab untuk melihat penelitiannya. Penasaran dengan objek penelitian Mba Muti untuk disertasinya nanti. Kalau daku tidak salah, Mbak Muti sedang meneliti virus thyphoid, tujuan akhirnya untuk membuat vaksin thyphoid, dimana jika si penderita sudah terkena thyphoid, dikemudian hari si penderita memiliki kekebalan tubuh dan tidak terkena penyakit itu lagi. Seperti varicella, sekali terkena varicella, lalu kebal dikemudian hari. Daku melihat banyak cawan petri, beralaskan jelly/agar-agar putih, sebagai media si virus untuk berkembang dan diamati. Mbak Muti cerita, kalau tahap ini sangat sulit, karena ternyata banyak faktor yang membuat virus ini 'mati' tidak bisa dijadikan objek penelitiannya, dan menghambat proses penelitian selanjutnya. Yah begitulah yang kutangkap dari sisi awamku. Tapi menemani Mba Muti seharian di lab, membuatku ogah menjadi peneliti hihihihihi, sunyi sepi begitu suasananya, selain dingin luar biasa. Karena temperature ruangan dibuat sedemikian rendah. Tak ada suara, rasanya kalau daku menarik nafas, hembusannya bisa terdengar saking sepinya. Untunglah Mbak Muti sadar, dipersilahkannya daku berinternet ria biar tidak bosan menemani Mba Muti di Lab.

Teh Ii' lain lagi, sedang berkutat dengan mencit dan daun mengkudu. Daun ini mau dibikin ekstrak, lalu disuntikkan ke mencit. Jadilah depan kamar Teh Ii' seperti hutan belantara, banyak tumpukan daun mengkudu yang nanti dijemur dan selanjutnya dibikin ekstrak. Lupa daku, Teh Ii' mau menjadikan ekstrak daun mengkudu untuk obat apa.

Mendengar mencit, pasti bikin Teh Dhira pingsan dalam sekejab. Teteh ku yang cantik ini, primadona seantero ITB, eyaaah, paling takut dengan tikus beserta anak cucunya termasuk mencit, dan satu lagi, cicak! Pernah karena seekor cicak, dia histeris dan minta tukeran kamar tidur malam itu. Belum lagi, karena banyaknya kardus sepatu di depan kamarnya saat itu, ternyata ada tikus kecil menyelinap dan masuk ke dalam kamarnya, membuatku diseret menginap di kamarnya, menjadi spy jikalau ada si 'mickey mouse' ini tiba-tiba melintas selama dia begadang di depan komputer mengerjakan tugas 'cubing-cubing', pipa-pipa, reservoir, dll. Pasrah daku, mencegah terjadinya 'jeritan di tengah malam' oleh Teh Dhira karena si tikus itu melintas.

Kostan ini begitu kucinta, include suasana dan penghuninya. Disaat semua sibuk, daku dan Lita lah yang masih santai-santai. Semester pertama, mayoritas mata kuliah dasar dan pengantar, masih bisa berleha-leha, main kesana kemari, jelajah Bandung dari angkot satu, ke angkot lainnya, ujung keujung demi mengetahui jalan mana saja yang dilewati, hingga akhirnya hapal jika tujuan kemana, naik angkotnya apa. hal ini daku lakukan di hari-hari perkuliahan yang senggang, agar pengalaman malam pertama di Bandung yang sungguh memalukan dulu itu jangan sampai terulang.

Waktu  itu, sehabis kami pindahan dari Jakarta - Bandung dan mengantar orang tua pulang ke stasiun, kami berniat dari stasiun itu mau lanjut ke BIP, membeli peralatan dan atribut mandi. Di stasiun, kami bertanya angkot apa yang melewati BIP. Dibilang St.Hall-Dago. Naiklah kami angkot tersebut. Asyik kami ngobrol, tak ada penampakan BIP sama sekali hingga kami tersadar kamu sudah tiba di Simpang Dago. Merasa yakin BIP belum terlewati, kami terus menumpang angkot hingga terminal Dago diatas. Ditanyalah sama sang sopir "Bade Kamana, Teteh? Ini sudah habis rutenya." "Kami mau ke BIP" jawab kami dengan polosnya. "Lho, ga tau BIP dimana? Udah lewat atuh Teteh, coba nanya tadi dan bilang minta turun di BIP, pasti saya turunin, sekarang Teteh naik angkot paling depan, soalnya saya masih harus antri narik. Sok lah atuh dipesenin ke sopir depan biar diturunin di BIP." Jadilah begitu kami naik angkot lagi turun dari Dago Atas menuju BIP, si sopir lain yang kami tumpangi angkotnya ini, selalu bilang "Ayo, lewat BIP, Lewat Be I Pe, gak akan nyasar, lewat BIP" ke setiap penumpang yang menyetop angkotnya. Begitu tiba di BIP, si sopir bilang "Nah, Teteh, ini sudah sampai BIP, nanti kalau mau pulang, tanya lagi mau ke mana biar tidak nyasar yah!" Dan kami sukses disenyum-senyumi oleh penumpang seangkot. 


- Bersambung -

Wednesday 11 September 2013

Bandung I'm in Love # 5

Cerita sebelumnya disini

Agustus 1999

"Ipit, selamat yah, lu keterima di Ekonomi Unpad! Si Lita juga, Hukum Unpad! Gue, balik 'nyangkul' lagi di Malang. Thesa dapet UNDIPnya, Rio kayanya ke Tehnik Industri Trisakti"

Jam 9.30 wib tadi, Dion menelponku. Memberitahukan hasil pengumuman UMPTN yang diliatnya melalui koran pagi ini. Sejujurnya, dari semalem daku sudah males menunggu dan mencari tau hasil pengumuman hari ini. Pun sudah menguatkan hati, jikalau hasilnya tidak ada namaku tercantum, tanda tidak lulus.

"Yang bener yon? serius? Jangan becanda yah!" Sahutku memastikan. "Lho? Lu sendiri belum liat pengumumannya? Niy yah gue bacain!" Lanjut Dion sambil menyebutkan nomor UMPTN, namaku dan jurusan Ekonomi Studi Pembangunan pilihan pertamaku. Rupanya, Dion mencatat semua nomor UMPTN kami kemarin, dan pagi tadi dia mencek satu persatu untuk mengetahui siapa saja yang berhasil lulus.

"Gue belum liat pengumuman sama sekali Yon, sudah keburu males duluan, karena ga yakin lulus lagi tahun ini. Ini beneran? Lu ga bohong?" Ucapku lagi. "Ga mungkin gue bohong, Ipit! Ini beneran, nama lu dan Lita berdekatan, kalian berdua keterima di Unpad. Sana liat pengumumannya biar yakin." Ucap Dion.
 

Tak beberapa lama, daku sudah berkeliling ke loper koran, dan hampir semua loper bilang koran yang melampirkan pengumuman hasil UMPTN habis terjual semenjak pagi. Dan baru jam 12.30 wib daku mendapatkan koran yang dimaksud, mencari urutan no UMPTNku, dan benar ada tercantum disitu, namaku, dan jurusan pertama yang ku pilih. Kucari juga nama Lita. Yup, ternyata benar yang Dion bilang di telpon tadi. Alhamdulillah ya Allah. Kalau saja jalanan aspal ini tidak becek, inginnya daku langsung sujud syukur disitu.

Sesampainya daku di rumah, lanjut berwudhu, sholat dan sujud syukur. Mama sepertinya sudah mengetahui tentang kelulusanku di Unpad. Ternyata selama daku pergi mencari koran tadi, teman-teman sudah ramai menelpon ke rumah mengucapkan selamat, dan mereka semua bicara langsung dengan Mama. Tapi diantara telfon yang masuk, Mama bilang padaku "Tadi Ni' menelpon sambil menangis, mohon supaya Mama tidak mengizinkan Fitri untuk kuliah di Bandung. Coba telfon Ni' sekarang!" 


Ya Allah, daku lupa mengecek no UMPTN Ni'. Segera kubuka kembali korannya, menyusuri nomor dan nama. Tak ada kutemukan nama Ni' disitu. Lalu menyambar gagang telfon, menelfon Ni'. Na', saudara kembar Ni' yang mengangkat, Na' bilang Ni' sedang menangis dikamar, tidak mau menerima telfon dariku. Samar-samar memang daku mendengar isakan tangis Ni'. Selama aku mengenal Ni', aku tau sekali jikalau Ni' menangis bisa totally out loud tangisannya. Daku bilang sama Na', kalau daku akan ke rumah sebentar lagi buat menemui Ni'. Lanjut menelpon Lita, ternyata diapun sama, tau dirinya lulus dari Dion. Dan daku mengiyakan, kalau kita sama-sama lulus di Unpad Dipati Ukur. Merencanakan keberangkatan ke Bandung besok, untuk mendaftar ulang.

Duh, ga tega hatiku begitu menginjakkan kaki di rumah Ni'. Ternyata Ni' sangat terpukul dengan kelulusanku ini. "Please Fit, jangan pergi.. Jangan tinggalin Ni' Fit, semenjak kenal dan dekat dengan Fitri, Ni' jadi rajin kuliah, Ni' jadi mau belajar. IP Ni' semester ini jauh meningkat dari sebelumnya, itu karena Ni' deket sama Fitri. Please jangan tinggalin Ni' Fit, Ni' ga tau gimana kalau Fitri ga bareng Ni' lagi di UI." Kupeluk Ni' dan kita nangis bareng-bareng. Daku menangis karena ternyata kehadiranku buat Ni' membawa kemajuan buat dia selama ini. Ternyata, kehadiranku membawa hal-hal baik buat Ni'. Memang sih, kalau 'bandel'nya Ni' lagi kumat, daku yang tidak mau ikut-ikutan. Malah berbalik Ni' yang ikut apa yang daku lakukan.

Lain waktu ada kejadian lucu. Sepulang kuliah, Ni memaksaku untuk pulang bersamanya, tapi naik angkot menuju rumahnya, lalu nanti dari rumahnya, dia mengantarkanku pulang ke rumahku. Saat itu daku menolak, karena lebih efisien daku pulang sendiri, naik kereta. Dan Ni' naik angkot sendiri langsung ke rumah masing-masing. Dengan memohon-mohon padaku untuk naik angkot bersamanya, akhirnya daku setuju. Begitu angkot mendekati daerah rumah Ni', Ni' bilang kepadaku "Fit, nanti kalau mau berhentiin angkot ini, bilang berhenti ke sopirnya gimana yah?" Ternyata, Ni' memaksaku pulang bareng naik angkot karena dia sendiri tidak tau bagaimana memberhentikan angkot begitu tiba di tujuan. Dengan adanya diriku naik angkot bareng dia, dia jadi tau hal itu. Ya Allah Ni', kalau inget kejadian itu, daku pasti ketawa-tawa. Yah habis gimana, ternyata Ni' ga pernah naik angkot. Memang selama kuliah, kalau tidak membawa mobil sendiri, Ni' dianter jemput Na' ke kampus.

Akhirnya, Daku bisa membujuk Ni'. Daku bilang Ni' kan tau semua alasanku ke Bandung karena apa, bagaimana menjalani hidupku di UI kemarin-kemarin. Apa Ni' ga kepingin melihat daku bahagia? Impian yang tertunda selama setahun lalu sudah tercapai di depan mata? Daku berjanji, ga akan ada yang berubah dengan pertemanan kami nanti. Begitupun dengan pertemananku dengan yang lainnya. Kita masih tetap bisa keep in touch, lewat telfon, surat, email, atau apapun. Bahkan akan lebih enak lagi jika Ni' dan teman-teman mau ke Bandung nanti, sudah ada daku di sana untuk dikunjungi dan kostanku nanti dijadikan persinggahan buat mereka. Selama ini, niat kami 'kabur' saat wiken ke Bandung khan memang tidak pernah kesampaian hingga sekarang. Dakupun berjanji, jika ada kegiatan di Kampus UI nanti semisal ospek fakultas, jurusan, malam inagurasi gape ABANK, JGTC , daku pasti mengusahakan tetap datang dan berkumpul dengan mereka.

Esoknya..

Lita memutuskan akan tetap stay di Sastra Perancis UI. Dia tidak mau mengambil Hukum Unpad. Namun dia bersedia menemaniku ke Bandung untuk mendaftar ulang di Ekonomi. Jadi, tadi pagi kami berangkat menuju Bandung dengan menumpang Bis dari Kampung Rambutan. 


Di tempat peristirahatan menuju Bandung, kami dihampiri oleh seorang laki-laki berkacamata yang sepertinya sudah memperhatikan kami semenjak di Terminal Kampung Rambutan tadi. Dia langsung mengulurkan tangannya mengajak kenalan. "Nama saya Nuel, mau kuliah di Bandung yah?" Penampilannya casual, berkemeja, jeans dan sepatu keds memakai ransel. Daku dan Lita mengiyakan. "Kuliah dimana? Saya juga kuliah di Bandung, lagi ambil master di ITB." Woooooowww,, daku dan Lita saling lirik-lirikan. ITB booo, master pula.. Ihikkks! "Kami baru mau mendaftar ulang ke Unpad, kemarin baru liat pengumuman kelulusannya" jawabku. "Oo mahasiswi baru, jurusan apa?" Lanjutnya. Tak lama kami sudah mulai akrab. Akhirnya kami memutuskan memanggilnya dengan sapaan Bang Nuel.

Mengetahui tujuan kami ke Cicaheum, ternyata Bang Nuel juga ke arah yang sama, dia kost di daerah Muara Rajeun Surapati. Jadi setiba di Terminal Leuwi Panjang, kami menumpang Damri yang sama menuju Cicaheum. Bang Nuel bersedia membantuku jika butuh info kost-kostan sekitar Unpad nantinya. Dia memberikan secarik kertas bertuliskan no telfon yang bisa dihubungi, jika kami membutuhkan bantuannya nanti.

Senangnya Te' Tuti menyambut kami lagi. Ini kesuksesan yang tertunda menurut Te' Tuti. Memang terasa beda sekali hari ini. Bandung, kota yang akan ku lalui setidaknya 4 tahun kedepan nanti, seperti memelukku dan mengatakan selamat datang. Euforia yang kurasakan disekujur badan, ingin rasanya cepat-cepat ke kampus hari itu juga. Tapi Te' Tuti menahan, biar besok pagi saja. Sekarang kami istirahat dulu sambil merapikan semua dokumen persyaratan jika masih ada yang kurang. Menelfon Tante Uci dan om Iwan di Cimahi, memberitahukan kabar kelulusanku pada mereka, ke Mas Gugun dan Guruh juga tentunya. 


Malam itu, tiba-tiba Lita bilang padaku "Duh, sepertinya gue juga mulai jatuh cinta sama Bandung nih, Fit. Apa gue Ambil aja yah Hukum Unpadnya? Kayanya enak banget kuliah disini. Kita kost bareng-bareng." Langsung kusambut dengan gembira "Iya Ta, ambil aja. Katanya lu juga bosan di Jakarta, hayuk kita bareng kuliah di sini. Soalnya ga kebayang juga sih, kalau kita pisahan kota, selama ini khan walaupun udah ga satu jurusan kuliah, sabtu minggu pasti kita jalan berdua. Kalau kita sama-sama di Unpad, satu kostan, kita tetap bisa bareng sama-sama juga". 

Lita memang sahabatku semenjak SMP kelas 1, selama 3 tahun di SMP kami selalu sekelas. Begitu SMA pun tetap bareng walaupun berbeda kelas. Dia di Sastra, daku di Fisip yang kampusnya bersebelahan. Jadi momentos lulus UNPAD bareng ini juga biar kebersamaan kami terus berlangsung. "Oke, gue positif ambil Hukum Unpad. Besok begitu lu kelar semua pendaftaran, kita langsung balik yah ke Jakarta. Besok paginya, balik lagi ke Bandung buat gantian gue yang mendaftar ulang di Hukum." Subhanallah, lengkap sudah kebahagiaanku malem ini. Lita memutuskan ikut pindah kuliah di Bandung. Langsung cepat-cepat tidur, biar besok tidak kesiangan.

Jam 7.30 wib, daku langsung berpamitan ke Te' Tuti sekeluarga, membawa semua perlengkapan dan ransel menuju Unpad Dipati Ukur, dan balik ke Jakarta. Pagi itu Pendaftaran tumpah ruah. Semua fakultas daftar ulang kelulusan di hari yang sama. Daku tiba di Unpad Dipati ukur sekitar jam 9.30 wib. Membereskan berkas, periksa kesehatan, berurusan dengan administrasi pembayaran, pengukuran jaket almamater di Aula. Nyaris seharian daku berpisah dengan Lita yang setia menungguku di depan wartel Ekonomi. Dari Jam 11.00 wib daku meninggalkan Lita, hingga jam 16.00 keluar Aula. Sangat tidak efisien karena antri disetiap sudut dan ketidakjelasan alur yang membuatku harus bolak-balik. Begitu keluar, kutarik tangan Lita, kukasih tau alur administrasi tadi seperti apa. Biar besok begitu dia yang giliran mendaftar ulang, waktunya lebih efisien. Perutku lapar luar biasa, kutanyakan Lita sudah makan apa? Dia bilang makan bakso tahu saja selama menungguku di depan wartel ekonomi. Kami memutuskan makan nasi timbel depan kampus, kemudian cepat bergegas menuju terminal Leuwi Panjang, pulang kembali ke Jakarta. Tiba di Jakarta pukul 23.30 wib. Langsung tidur.

Jam 4.00 wib daku sudah terbangun, rasanya badan ini masih capek sekali. Cepat bangkit, mandi dan menunggu adzan shubuh lalu sholat. Jam 5.00 wib, daku pamit untuk segera kembali ke Bandung, janjian ketemu Lita di depan gang rumahnya. Lalu meluncur ke Terminal Kampung Rambutan. Mama tidak habis pikir dengan pola kami ini. Kenapa tidak stay dulu di Bandung, lalu meminta salah satu kakaknya Lita untuk mengantarkan berkas keperluan Lita mendaftar di Hukum Unpad? Entahlah, saking excitednya kami, hingga hal itu tidak terfikirkan. Yang kutau, aku harus gantian menemani Lita mendaftar ulang pagi ini. Dan sukseslah kami, selama perjalanan Jakarta-Bandung 4 jam lebih, kami isi dengan tidur.

Alhamdulillah, apa yang ku beritahu tentang alur administrasi pendaftaran ke Lita kemarin sangat berguna. Lita masuk ke dalam Aula sekitar jam 11.00 dan keluar jam 13.00. Lega rasanya. Urusan kami sudah selesai di kampus ini. Santai sejenak sambil mengelilingi Unpad Dipati Ukur. Tiba-tiba, teringat dengan Bang Nuel, bagaimana kalau sisa hari ini kami pergunakan untuk berkeliling mencari kost-kostan. Bergegaslah kami masuk wartel, dan menelpon Bang Nuel. Tak beberapa lama, Bang Nuel muncul di hadapan kami, dan kami memulai pencarian kost-kostan itu disekitaran dekat kost-kostan Bang Nuel, daerah Surapati. Hingga nyaris sore, tak ada satupun kostan yang sreg. Kami mencari 2 kamar kosong, sudah sreg tempat, tapi kamar kosong cuma 1. Ada 2 kamar kosong, tapi tempatnya terkesan 'freaky'. Akhirnya kami putuskan berhenti dulu hari ini. Dan besok baru dilanjutkan lagi.

Impulsif, kelar mencari kost-kostan, bukannya pulang ke rumah Te' Tuti di Cicaheum,daku malah memutuskan untuk membuat surprise keluarga Tante Uci dan Om Iwan.  Yups, kali ini daku dan Lita akan menuju Cimahi, tiba-tiba muncul disana tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Penuh perjuangan memang, Daku hanya sekali kesana dulu, itupun diantar jemput Om Iwan dari Cicaheum. Sekarang? dari Dipati Ukur, mau ke Cimahi lewat mana? modal nekat dan bertanya ke MangTukang Parkir, akhirnya kami ditunjukkin jalan. 


Dari Dipati Ukur naik angkot  menuju Simpang Dago, lanjut naik angkot St.Hall-Dago. dari Stasiun lanjut numpang angkot St.Hall- Cimahi. Patokan Rs. Dustira, akhirnya 2 jam perjalanan, kami tiba juga disana. 

Taram! Mungkin mau pingsan si Mas Gugun melihat kedatanganku dan Lita. Predikat 'anak badung' langsung dia sematkan kepadaku. Dimatanya. daku memang anak yang suka nekat. datang seperti Jailangkung, tiba-tiba muncul, kemarin tau-tau hilang sehabis mendaftar, dan sekarang sudah ada lagi tanpa pemberitahuan. Bertemu dengan Tante UCi dan Om Iwan lagi yang menyambut kami dengan welcome sekali. Malam itu, Daku, Lita, Mas Gugun dan Mas Guruh ngobrol panjang. Mas Guruh lebih klop dengan Lita, Mas Guruh kuliah di STHB tahun ke 3. Jadi obrolan mereka seputaran jurusan perkuliahan di Fakultas Hukum nanti seperti apa. Daku dan Mas Gugun lebih banyak mendengarkan mereka, Mas Gugun beberapa kali menyebutkanku predikatku ' dasar si Fitri Anak Badung' ternyata plesetan dari 'si Fitri akhirnya jadi Anak Bandung'. Diujung obrolan, habislah kami dengan ocehan Mas Guruh "makanya bergaul yah, Masa mau Kuliah di Unpad Dipati Ukur cari kost-kostannya di Surapati. besok gue anterin cari kostan sekitar monumen belakang telkom, atau Dago sekalian". Hihihihihihi ^^

-Bersambung-

Monday 9 September 2013

Bandung I'm in Love # 4

Cerita sebelumnya disini 

Akhir 1998

Terdamparlah daku di kampus ini. Satu-satunya cadangan yang kupilih sebagai antisipasi jikalau gagal lulus UMPTN. Jurusan Aktuaria Perbankan Fisip UI. Berat sekali hatiku menjalani semester pertama. Harus beradaptasi dengan lingkungan kampus yang bukan jadi tujuanku diawal.

Pilihan UMPTN yang kupilih kemarin lewat jalur IPC adalah Kedokteran Gigi UI, Kedokteran Gigi Unpad, dan Hukum UI. Kenapa akhirnya daku memilih UI, kedokteran gigi pula? Kalau di UI, itu karena Mama memohon padaku untuk tetap mencantumkan UI sebagai pilihan pertama. Lalu kenapa kedokteran gigi? Itu karena Kak Fahmi yang menyuruhku untuk memilih jurusan tersebut. Perempuan, jika berprofesi menjadi dokter terutama dokter gigi, akan memiliki jam kerja yang lebih fleksibel, semisal bisa dengan membuka praktek sendiri di rumah. Lalu kenapa Hukum? daku patuh saran Kak Fahmi memilih Hukum UI, nanti bisa melanjutkan kenotariatan, menjadi notaris yang bisa membuka kantor rumahan. Kalau saja daku sadar akan pilihan-pilihan itu malah makin menjauhkanku dari Bandung, terutama Unpad Dipati Ukur

Yang kurasakan setiap harinya adalah kesepian ditengah keramaian, sendirian, mengasihani diri sendiri didalam hati, merasa ini bukanlah tempat dimana seharusnya daku berada. Bayangan Bandung jadi semakin pendar, menjauh, begitu menyesakkan dadaku. Kesalahan rasanya memang sudah kubuat dari awal begitu memilih jurusan saat UMPTN maupun cadangannya, pilihan yang jauh melenceng dari tujuanku. Menyesal memang selalu datang diakhir waktu.

Kulalui hari-hari dikampus ini seperti robot. Datang tepat jam perkuliahan dimulai, dan langsung bergegas mengejar kereta untuk pulang saat jam kuliah berakhir. Sahabatku semenjak ospek jurusan, Arum dan Shay yang berbeda konsentrasi (mereka Aktuaria, daku Perbankan) sepertinya mereka bertipe sama, malas untuk kongkow-kongkow disela jam perkuliahan, kami biasanya langsung pulang ke rumah, atau mampir mendekam di kostan Shay di Barel. Erika, Ika dan Silva, yang kukenal sebagai teman dekat yang satu konsentrasi, terkadang memaksaku untuk ikutan mereka, namun hanya sesekali daku join dengan mereka.

Sering saat-saat jam kuliah pertama dengan yang kedua berselisih jeda 3 jam, daku memutuskan untuk pulang kerumah terlebih dahulu begitu kuliah pertama selesai, dan kembali lagi di jam kedua. Hal yang sangat tidak masuk akal, untuk jarak tempuh perjalanan pergi-pulang selama 2 jam. Hanya punya waktu 1 jam dirumah lalu kembali lagi ke kampus? Tapi Itu sering kulakukan, karena daku tidak bisa menikmati keberadaanku disini.

Satu semester kulalui seperti itu, kunamakan 'Kuliah tanpa Jiwa'. Seolah-olah kuliah hanya untuk menunaikan kewajiban agar tidak disebut pengangguran sementara. Namun masih kusyukuri, dengan kondisi seperti itu, daku masih bisa mendapatkan Index Prestasi pertama kali 3.3 dari 4.0. Sebagai bentuk tanggung jawabku sebagai mahasiswi. Nilai itu cukup menclang diantara rata-rata kebanyakan teman-teman sejurusan bahkan ada beberapa teman Nasakom (nasib satu koma). Kulihat mayoritas mahasiswa/i disini terkenal dengan julukan 'anak gaul'nya dan daku merasa, daku bukanlah bagian dari mereka, atau karena daku sendiri yang menutup diri dengan mereka.

Awal 1999

Setelah memulai semester dua, daku mulai menyadari, kurang dari 6 bulan lagi, UMPTN akan dimulai. Daku dan beberapa teman SMA sepakat untuk mengikuti UMPTN lagi. Syukur-syukur kalau lulus nanti bisa keluar dari sini. Begitupun para sahabatku, seperti Lita yang sebenernya dia sudah adem ayem di Jurusan Sastra Perancis UI, namun tetap berniat untuk ikutan UMPTN lagi. Dion juga, walaupun sudah 'nyangkul' di Tehnik Pengairan Brawijaya, dia tetap mau mengulang UMPTN memilih ITB. Rio, yang masih berkutat dengan intensif di SSC demi mengejar ITB. Thesa juga demikian mengincar UNDIP. Kecuali Inoy, dia sudah enjoy di Akademi Sekretari Tarakanita dan tidak tertarik untuk mengulang UMPTN tahun ini.

Lalu bagaimana seandainya kalau daku tidak lulus UMPTN tahun ini? Apakah daku harus berpasrah untuk tetap stay di kampus ini? Jalan satu-satunya memang iya dan artinya mulailah daku harus membuka diri. Semakin banyak memiliki teman yang mungkin selama ini tidak daku sadari. Ada Ni' , Astri, Indah, Medya, Fiska, Firda, Mia, Icha dll. Mereka-merekalah yang kemudian membuat daku mendekat. Terutama Ni', Astri, Indah dan Medya. Kemanapun mereka hendak pergi, daku pasti diajak ikut serta. Sudah tidak adalagi selisih 3 jam jeda kuliah daku pulang ke rumah, bahkan yang ada, beberapa kali daku kabur bolos kuliah demi ikutan mereka ke PIM. Stay di kostan Indah berlama-lama, bahkan nyaris menginap saat UTS tiba, untuk belajar bersama-sama mereka. Sayangnya, Mama tidak akan pernah mengizinkan daku menginap saat itu.

Namun, disela-sela waktu bersama mereka, daku masih menyisihkan waktu untuk membuka soal-soal UMPTN. Mereka terkadang heran, kenapa daku masih saja mau mengulang UMPTN lagi tahun ini? Tidakkah daku sudah enjoy bersama-sama dengan mereka disini? Daku bilang, itu memang tujuan yang harus kukejar. Daku enjoy bersama mereka, sungguh! Menikmati setiap saat kebersamaan kami, wara-wiri bareng mereka. Akhirnya mereka mengerti, bahkan Ni' malah berniat ikut mendaftar UMPTN lagi.


UMPTN tinggal setengah bulan lagi. Tapi rasanya persiapanku masih minim sekali. Membagi konsetrasi dan fokus pada 2 hal secara bersamaan ternyata sulit sekali. Di satu sisi, daku harus belajar untuk persiapan UAS di kampus, disisi lain harus belajar materi UMPTN. Akhirnya kemarin daku memilih program IPS. Kupilih jurusan Ekonomi Studi Pembangunan dan Hukum UNPAD. Kedua fakultas ini berada di Unpad Dipati Ukur, dan aku tak mau salah memilih jurusan lagi. Mama pun dengan ikhlas hati membiarkan daku memilih Unpad semua sebagai pilihan. Mungkin selama ini juga mama menyadari, apa yang daku lalui di UI itu dengan setengah hati. Setiap ditanya tentang kuliah yang kujalani, memang selalu ku jawab dengan nada datar. Kuserahkan transkrip nilai juga dengan ekspresi biasa saja.

Kakek Jasman, pernah menasihatiku beberapa waktu lalu. Kakek bilang daku harus melawan semua perasaan minus yang kurasakan tentang UI, aku harus bersyukur dengan kondisi yang kudapat saat ini, kuliah di UI merupakan anugerah. Allah SWT yang paling tau apa yang terbaik buatku saat ini dan nanti. Ketidaklulusan UMPTN tahun lalu memang membuatku terus menyesali diri hingga saat ini. Menjadikanku termasuk orang yang gagal. Melupakan bahwasanya Allah SWT yang punya kuasa, dan Allah SWT yang paling tau dibalik semua rencana.

Hari ini, daku berangkat tes UMPTN lagi bareng Lita dengan perasaan yang sangat pasrah. Kuserahkan semua hasilnya nanti kepada Allah SWT. Daku hanya terus-terusan berdoa, apapun hasilnya, berikan daku kekuatan untuk menerimanya. Seandainya lulus di Unpad, itu memang yang daku harapkan. Jikalau tidak, berilah kelapangan hati, untuk terus menjalani episode UI dengan penuh rasa syukur.

- Bersambung -
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...