Friday 17 April 2015

Bubur Oat Ayam


Ini salah satu variasi bubur berbahan dasar oat untuk Baby Kahfi yang lagi bosan dengan bubur beras putih. Jadi saya mulai memposting variasi bubur dari karbohidrat lain, seperti jagung, kentang, oat dan mungkin ubi atau singkong.

Harusnya bubur oat ayam ini yang lebih dulu diposting dibandingkan bubur kentang rasa kaldu ayam. Karena saya menggunakan ayam hasil rebusan kaldu tersebut untuk resep mpasi kali ini. Kaldunya saya simpan, ayamnya saya suwir dan dicampur ke dalam oat.

Bagian ayam yang saya gunakan adalah bagian paha. Selain berdaging tebal dan mudah disuwir, tulang paha juga baik untuk pembuatan kaldu.


:: Bubur Oat Ayam ::

Bahan :
- 2 sdm oat
- 200 ml air putih
- 1 potong paha ayam rebusan kaldu, suwir
- 1 lembar sawi putih, potong kecil-kecil
- 1/4 wortel, iris serong
- 1/8 bawang bombay
- 1 batang daun selederi
- sedikit unsalted butter dan keju parut

Cara membuat :
1. Tumis bawang bombay dengan unsalted butter hingga warnanya transparan, lalu tambahkan air, masak hingga mendidih
2. Masukkan oat, ayam suwir, wortel. Aduk rata. Masak hingga meletup dan mengental.
3. Tambahkan sawi putih dan daun selederi
4. Tambahkan keju parut, masak hingga berbentuk bubur. Angkat.


Semakin bertambah besar, semakin banyak kepintaran Baby Kahfi yang bikin saya kewalahan dalam hal pemberian makan. Hanya sebentar saja dia bisa duduk manis saat makan. Selanjutnya, muter sana-sini berusaha untuk turun atau geleng kanan dan kiri mencari sesuatu yang bisa dia amati atau mainkan. Kalau saya menyuapinya sendirian, benar-benar butuh perjuangan. 

Beberapa kali saat disuapi, sendok terpental hingga ke lantai terkena tendangan kakinya. Gelas terbang dan airnya tumpah menyiram badan karena tepokan tangannya. Saat makan, saya butuh 'asisten' yang bisa menenangkan Baby Kahfi hingga waktu makan selesai. Para 'asisten' ini (kakak/pak suami) bertugas menggonta-ganti mainan yang bisa dimainkan Baby Kahfi, sambil bernyanyi dan tepuk tangan atau joget-joget, membunyikan benda-benda yang bisa ditiup dan ditabuh. Pokoknya, suasana dibuat seramai mungkin seperti parade topeng monyet. Hal ini membuat waktu makan menjadi lebih menyenangkan buat Kahfi. Saya tetap keukeuh, makan itu harus duduk! Tidak boleh  makan sambil digendong atau jalan-jalan. Yah, beginilah jadinya, benar-benar butuh perjuangan.









4 comments:

  1. anak emang gitu .. lagi makan fokusnya kemana gituu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Secara dua kakaknya makan cantik waktu seumur kahfi mbak put... ini pengalaman pertama buat saya saat tiap makan hrs banyak akting.. hihihihi

      Delete
  2. toss! Sama kita. Saat makan, anak harus duduk. Memang jadinya lebih butuh perjuangan, sih. Tapi, berasa manfaatnya kalau mereka udah gedean :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya belajar banyak dari emaknya kenai puun.. *cipika cipikiin emaknya kenai. Hooh mak...wlpun rempong bikin emaknya cpt kurus juga inih... nyuapin pake tenaga krn sambil olahraga.. wkwkwk

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...