Monday 22 June 2015

Bubuk Penyedap untuk Baby Kahfi - Late Post


EmEsGE kah? bukan dong! mau tau apa itu? lanjut baca postingannya yah!
Setiap saya membuat kaldu udang untuk stok mpasi Baby Kahfi, pasti tersisa kepala, kulit dan ekornya. Begitupun saat para kakak meminta lauk udang goreng tepung. Bagian-bagian tersebut pasti terbuang, berujung di tempat sampah. Saya sering galau melihatnya. Mubazir! kalau saya dan pak suami memakan udang pasti dengan kulitnya, lain hal dengan anak-anak. padahal didalam kandungan kulit udang, tersimpan banyak sekali manfaat untuk tubuh kita.
Hasil penelitian menemukan bahwa kulit udang memiliki senyawa yang disebut Chondroitin. Senyawa Chondroitin inilah yang akan membantu menyehatkan sendi, membantu meningkatkan produksi proteoglikan dan kalogen yang merupakan bagian penting pada sendi. Kulit udang juga mengurangi kolestrol, mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Nah, kemarin saat selesai membuat kaldu, saya memandangi kulit udang sisanya. kok makin tidak tega membuangya ke tempat sampah. Akhirnya saya ambil loyang, saya alasi dengan baking paper, kemudian kulit udang ini saya letakkan diatasnya. kemudian saya panggang di dalam oven selama 30 menit dengan panas api atas bawah 190 dercel. Dan jadilah kepala, kulit dan ekor udang yang garing kriuk-kriuk.


Begitu keluar dari oven, aroma udang garing ini menyebar ke seantero dapur dan ruang makan. Pak suami sampai heran, sepertinya saya mulai mau berakrab-akrab lagi dengan oven kesayangan setelah cuti panjang. Dalam hatinya, pasti sang istri sedang membuat sesuatu yang enak buat dijadikan camilan keluarga. Begitu melihat apa yang baru selesai dipanggang, dia semakin heran, kok yah yang dipanggang hanya kepala, kulit dan ekor udang. Saya hanya tertawa sambil bilang, "Kalau dibuang, sayang. Makanya aku panggang. Entah untuk apa, yang penting biar tidak mubazir dulu. Saya yakin ini masih bisa dimanfaatkan."


Taram, akhirnya kulit, kepala dan ekor udang yang sudah garing tadi saya haluskan dengan blender. jadilah bubuk penyedap rasa udang untuk mpasi Baby Kahfi. Bubuk udang ini akhirnya saya tambahkan setiap kali membuat bubur. Lumayan banget untuk menambah cita rasa bubur mpasi Baby Kahfi. Penampakan foto udang sebelum dihaluskan dengan yang sudah menjadi bubuk jadi berbeda nih. Karena saya mendokumentasikannya bukan dalam waktu yang bersamaan. Eh ya, selain kulit udang, sepertinya teri nasi yang tidak asin bisa juga dijadikan bubuk penyedap seperti udang ini dengan cara yang sama. Dipanggang dengan oven, lalu dihaluskan dengan blender hingga menjadi bubuk. 


Sekarang usia Baby Kahfi 11 bulan, saya lebih sering menyuguhkan menu mpasi yang berasal dari menu meja makan keluarga. Gigi susu akhirnya muncul sebanyak 2 buah dibagian bawah, dan langsung beraksi tidak mau lagi mengunyah bubur tim. Perlahan teksturnya menjadi nasi lembek disiram dengan sayur bayam, sop atau soto. Ditambah ayam atau ikan suwir. Untuk daging sapi, biasanya saya tumis dengan sedikit unsalted butter hingga bergerindil lalu disiram dengan sedikit air dan masak hingga empuk. Untuk tahu tidak ada masalah karena tekstur tahu lembut. Tempe yang masih harus dipenyet dengan sendok sebelum disuapkan untuk Baby Kahfi. Sementara udang dan cumi saya skip dulu karena belum menemukan pengolahan yang tepat. Duh, sudah tidak sabar menunggu Baby Kahfi berulang tahun bulan depan.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...