Thursday 27 August 2015

Curly Curly Curly


Mulai sekarang, saya harus sering 'merengek' ke Kamila agar setiap hari mau dibekali bento. Weleh, kok yah kebalik. Biasanya anaknya lho yang merengek pada ibu, supaya sang ibu mau membuatkannya bento. Seperti saat saya mau membuat bento ini. Malam hari sebelum tidur

 "Bekal untuk besok adalah bentuk Adek Kamila waktu rambutnya masih keriting."

"Ah, aku bosen! Paling bekalnya pakai mie goreng. Katanya gak boleh sering-sering makan mie, nanti ususnya bisa keriting. Aku maunya bekal isi nasi sama telur aja! Ga usah dihias-hias Ummi."

 "Kata siapa rambutnya dari mie goreng? Liat aja besok. Pokoknya bekalnya dijamin lucu, dek!"

Ucapan saya ditanggapinya datar. Aih Kamila, jangan begitu dong Nak. Umminya lagi semangat ngebento nih.


Bekal ini selesai, tepat saat Kamila bangun pagi. Saya sudah menyiapkan rayuan maut. Sengaja saya tidak memberitahu Kamila lebih dulu, tapi langsung saya foto-foto.

"Pokoknya aku ga mau bekalnya dihias-hias, Ummi!" katanya dari dalam kamar.

Begitu selesai di foto, saya bawa bekalnya ke atas tempat tidur.

"Coba liat dulu, cantik banget lho kamu dibekal ini! Nih liat rambutnya bukan dari mie goreng, tapi dari..."

"Spaghetti! Horeeee enak banget, kalau bekalnya ini aku mah mau Ummi, spaghetti itu gapapa, kesukaan aku kan. Dan gak bikin usus keriting!"

Itu rayuan maut yang sudah saya siapkan. Spaghetti! Minggu lalu, saat saya kurang produktif, bekal Kamila dua hari berturut-turut adalah spaghetti. Makanan favorit buat Kamila yang paling susah dia tolak.


Postingan ini jadi telat sehari dipublished. Jadwal saya ngeblog dipakai untuk menyiapkan bahan buat private workshop teman-teman Pak Suami di rumah. Berhubung acara workshopnya mundur 1 jam dari jadwal, akhirnya workshop baru bener-bener selesai ba'da ashar. Itupun salah satu peserta, Tante Unik, cancel karena sakit kepala. Saya kalang kabut mencari peserta pengganti biar bahan yang sudah disiapkan tidak mubazir. Jadilah saya tari dua orang sepupu saya untuk ikutan workshop. Satu ibu hamil dan satu ibu menyusui.

Selama workshop saya kurang konsentrasi. Om Sri, om kami dari pihak Pak Suami meninggal dunia jam 10.45 pagi. Beliau meninggal di RS. Al Islam Bandung dan mau dimakamkan di Klaten. Bersyukur minggu lalu kami sempat menjenguknya. Dan sekarang Pak Suami mengajak saya dan Baby Kahfi untuk ikut takziah ke Klaten sekaligus menemaninya berkendara jalur darat. Disatu sisi saya harus menyelesaikan workshop sambil memikirkan kesanggupan saya mengurus Kahfi selama diperjalanan. Kahfi mulai tidak bisa diam di dalam mobil karena dia ingin ikut memegang setir selama Abinya berkendara nanti. Di sisi lain, kalau saya tidak ikut, berbahaya sekali kalau Pak Suami hanya ditemani Ibu Mertua saja. Efek dari kurang konsentrasi saya ini berimbas pada hasil bento lebah yang tidak memiliki sengat. Itu baru disadari saat saya melihat foto hasil workshop di Path.


Akhirnya Pak Suami berangkat bareng dengan Kakak Ipar dan keluarga. Pertimbangan saya tidak kuat memegang Kahfi selama perjalanan Jakarta-Klaten nantinya. Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun.. Allahumagfirlahu warhamhu wa afiha wa fu'anhu... Selamat jalan Om Sri. Semoga Allah Swt menerima semua amal ibadah dan mengampuni segala khilaf Om. Semoga Allah menjadikan tempat kembali Om indah seperti taman-taman surga. Aamiin yra :'(

2 comments:

  1. Kayaknya salah satu kekuatan bento itu di mukanya ya mbaaa,, dududuu peer banget, kayaknya kalau aku bikin selalu kacau di mukanya mba hihiiii

    ReplyDelete
  2. Iya mbak nophi... Makin ekspresif makin eye catching keliatannya. Tp sebenernya kerapihan ttp yg paling utama mbak... Kl ekspresif tp brantakan jg kurang enak diliat. Dan kl untuk didlm lunch box, hrs padat juga. Cmiiw mbakku..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...