Domba Dompu

Domba ini yang seharusnya menjadi bekal kemarin. Yang akhirnya berubah menjadi bekal Kero Keropi.  Saat memotret fotonya, saya baru menyadari penampakan dombanya menjadi kurang eye catching. Wajah dan telinga domba berwarna pink ditempatkan di dalam wadah makanan berwarna pink juga. Aih...salah wadah! tapi yah sudah, tidak mungkin lagi dipindah.

Telur puyuh direndam dalam air yang sudah diberi sedikit pewarna makanan. Saya sedang tidak punya stock pewarna alami selain bubuk kunyit. Seharusya telur puyuh ini bisa direndam dalam rebusan air bayam merah, bit atau buah naga merah. Nah untuk tanduknya, saya memanfaatkan sisa decosheet pink terakhir. Jika tidak menggunakan decosheet, kita bisa menggunakan keju cheddar atau beef burger. Nasinya tidak perlu dikepal, tinggal tabur-tabur saja di atas lunch boxnya, atur sedemikian rupa hingga nasi berbentuk gempal dan gimbal. Saya menggunakan garpu untuk mengatur nasi putihnya ^^.

Kemarin, setelah mengantarkan Kamila ke sekolah dan menyakinkan Kahfi dalam kondisi aman saya tinggalkan, saya berencana untuk kongkow sebentar dengan si Tetew Lutik Astri sambil sarapan bubur ayam di dekat sekolah. Janjian jam 8, jadi molor hingga 30 menit karena Tetew masih sibuk dengan kerjaan rumah. Saya mulai risih menunggunya di sekolah. Buat saya, menunggu di sekolah seperti ini memberi kesan kalau saya kurang kerjaan. Agenda pertemuan kami biasanya tidak jauh dengan berbagi cerita kesibukan kami selama ini. Kurang lebih 2-3 bulan lalu kami terakhir bertemu. Tetew sedang off ngedosen karena mahasiswa masih menikmati libur panjang hingga september. Tak perlu lama, 1-2 jam cukuplah kami untuk bertukar informasi. Hot topicnya kali ini adalah Bandung we're in love!. Lanjut untuk menjenguk salah satu teman ex jamiah TK yang sedang sakit sekaligus berulang tahun. Sayang, rencana kedua tidak kesampaian, saya harus segera pulang. Pak Suami menelpon dan memberitahukan kalau pihak bengkel menuju ke rumah untuk menjemput mobil kami yang ingin diservice.

Happy Bentoing!