Friday 30 August 2013

Newly Hatched Chicks Bento # 20


Jumat, 30 Agustus 2013

Membuat dua bekal yang berbeda dipagi ini menyita waktuku. Walaupun bekal yang biasa-biasa saja, tapi membuat kompor semua terpakai disaat yang bersamaan. Kak Khalila meminta bekal berat di hari jumat, padahal pulang sekolahpun lebih awal di jam 11.00 wib. Tidak seperti hari-hari biasanya pada jam 14.00 wib. Nasi goreng dan telur mata sapi yang diminta, Kamila langsung protes, dia tidak mau dibekali nasi goreng, maunya nasi putih dan anak ayam. "Anak ayam, dek?" dan Kamila langsung mengangguk.

Dirumah, sudah hampir sebulan kami mendapat hibah dari Eyang Kung sepasang Ayam Kate' dan Ayam  Ketawa  dan saat ini sedang mengerami  18 telur.  Penasaran dan tidak sabar kapan telur-telut itu menetas. Mungkin itu yang membuat Kamila ingin bekalnya hari ini meminta anak ayam saja. Perkara mudah sebenarnya, stok telur puyuh masih ada, hanya saja manajemen perkomporan yang harus diatur.

Akhirnya, kompor pertama dipakai untuk merebus air panas untuk mandi, sebelahnya panci berisi air untuk merebus wortel dan buncis. wortel buncis selesai, lanjut si telur puyuh.  Kompor satu lagi, dipergunakan daku untuk menceplok telor mata sapi, menggoreng chicken stick lanjut memasak nasi gorengnya. Semua itu dilakukan karena berkejaran waktu agar dalam jangka waktu 30 menit semua urusan kompor ini selesai, lalu berpindah ke kamar mandi (memandikan anak-anak) dan lanjut ke meja makan untuk mem-plating bekal mereka. Berhubung Kak Khalila masuk dan berangkat lebih awal bareng Abi, akhirnya bekal Khalila dulu yang dikerjakan. Hingga Kakak dan Abi pamit beragkat, daku masih tetap stay di meja makan, tidak ikut mengantar hingga depan pintu halaman.


Kamila lagi tidak mood buat dijepret sama bekalnya. Aih sombongnya si adek ga mau jadi model hari ini. Ya sudahlah, hari ini harus cepat berangkat lagi ke sekolah. Semoga tugas negara bisa selesai hari ini. Jeprat jepret kelas B1, lalu jajaran ibu guru dan staff sekolah. Sesampai daku disekolah dan menjeprat jepret, rasanya akan ada re-take foto lagi untuk Ibu guru dan staf. karena hasil yang didapat jauh dari yang daku harapkan. Waktu penjepretan dilakukan di aula sekolah, disaksikan murid-murid yang Subhanallah, semua bergerak minta ikutan mejeng buat di foto, sepertinya anak-anak ini tidak rela kalau ibu guru jadi model foto tanpa mereka. Jadilah hasilnya ada saja mata ibu guru yang tidak melihat ke kamera hiks hiks..

Setelah kejadian itu semua, daku mendapat berita bagus dari Mba Haya, hemh... apa berita bagusnya? jika terlaksana, nantikan postingan berikutnya. Aamiin Yaa Robbal"alaamiin.



Thursday 29 August 2013

Duckling in The Lumpy Pool Bento # 19





Rabu, 28 Agustus 2013

Senin kemarin, Kamila mendapat undangan ulang tahun ke- 4 dari teman sekelasnya. Aira. Acaranya sendiri  diselenggarakan di sekolah hari rabu ini. So, bisa jadi momentos istirahatnya si Ummi untuk membuat bekal tanpa disulap jadi apapun. Biar gampang, bekalnya disamakan dengan snack timenya si Kakak Khalila nanti. Omelet dan kentang goreng saja. Kamila mendapat goodie bag yang berisi snack dan pizza. Hingga menjelang sore, pizzanya masih utuh. Sepulangnya Kak Khalila dari sekolah, dia melihat  pizza ini dan memohon izin adiknya untuk dia makan. Sambil terus mengunyah, Kak Khalila bilang "Mi, boleh ga kalau snack time aku besok dibawaiinnya pizza buatan Ummi?" dan langsung disusul si Adik "Iya, aku juga mau bekalnya pizza yah Mi!"

Masih punya 2 roti pizza instan di chiller. Terkadang, menyetok bahan seperti roti pizza instan ini cukup membantu jikalau ada permintaan dadakan dari anak-anak disaat si Ummi sedang malas tidak mau bikin adonan doughnya. Jadi, tanpa beban, daku langsung mengiyakan requestan mereka. stok Sosis Kanzler masih ada, liquid cheese, saus tomat dan mayonaise juga aman. Gampanglah, besok juga tidak sampai 30 menit sudah matang.

Kamis, 29 Agustus 2013

Jam 6.00 wib tadi, daku sudah memanaskan oven dengan api 180 dercel. Membuka chiller untuk mengeluarkan roti pizza dan menempatkannya langsung dalam loyang. Membuka freezer mengambil sosis lalu dipotong-potong buat topping. Mencampur saus tomat dan liquid cheese lalu meratakannya diatas roti pizza, beri topping sosis, parutan keju, mayonaise, lalu panggang. 10 menit kemudian, tring oven berbunyi. Bekal dan snack buat Kamila dan Kak Khalila matang.


Bekal dan snacknya dalam wadah bulat yang sama, cuma bedanya buat bekal Kamila, daku tusukin topper si duckling. Pas kemarin bikin bekal si clown itu, Kamila pakai acara berdebat dulu karena selain si clown, Kamila memaksa si duckling ikutan mejeng. Jalan tengahnya daku merayu dengan "Bebeknya, buat bekal hari kamis saja pas Adek berenang yah!". Karena hari ini jadwal berenang pertama kali buat Kamila dari sekolah, rasanya memang lebih cocok kalau si duckling yang mejeng, seolah-olah menjadi satu tema yang sama, yaitu berenang. Selesai jeprat-jepret, begitu mau berangat ke sekolah, Kamila mendengar tukang roti lewat di depan rumah, dan tiba-tiba dia berubah haluan, "Ummi, aku khan tadi sudah makan, bekal si bebek aku makannya nanti sepulang sekolah aja yah, aku mau bekal berenangnya roti coklat aja!" Gedubrak, Adeeeeeekkkk!!!



Tugas negara hari ini kurasakan lebih cepat. Jam 8.00 wib, Bu wirdah sudah meminta padaku untuk bersedia menjepret lebih awal, karna ada beberapa murid yang sakit, jadi datang langsung foto dan kembali pulang. kelar, daku langsung meluncur ke rumah Mama Caca untuk mengubah menu sehat yang kemarin udah direvisi oleh Bu Emma, kepala sekolah. Menjemput Kamila agak telat setengah jam. Lalu pulang. Menurut Miss eva, roti coklatnya dimakan habis tak  bersisa, dan semangat betul berenangnya. Hari ini, momentos pertama buat Kamila, pergi berenang dengan teman-teman dan bu guru tanpa Ummi yang menyertai. Proud Ummi of u, Kamila! Muah

Tuesday 27 August 2013

Bandung I'm in Love # 2

 Cerita sebelumnya disini


Juni, 1997

Alhamdulillah, tabungan hasil menyisihkan uang jajan selama 6 bulan akhirnya mencukupi pas begitu liburan panjang kenaikan kelas tiba. Kali ini daku berencana menghabiskan 3-5 hari di Bandung bersama Lita, sahabat dekatku di sekolah. Setelah mendapatkan izin pergi, akhirnya kami nekat menuju Bandung dengan menggunakan bus dari terminal Kampung Rambutan siang itu. Sayang rasanya kalau berangkat menggunakan Kereta Parahiyangan. Dengan menumpang bis, kami bisa mengirit ongkos hingga setengahnya.

Setelah 5 jam perjalanan melewati Puncak-Cianjur, akhirnya kami tiba di Terminal Leuwi Panjang. Tujuan kami adalah langsung menuju Cicaheum, ke rumah kediaman Te' Tuti. Sebelumnya, begitu turun dari bis, kami langsung mencari telfon umum untuk menghubung Te' Tuti. Sayangnya, telfon ke rumahnya tidak ada yang mengangkat. Lalu menelfon rumah Tante Uci di Cimahi dan kebetulan Mas Gugun yang angkat. Kami memberitahu kalau kami sudah tiba di Terminal Leuwi Panjang, dan bermaksud menanyakan rute dari Leuwi Panjang ke Cicaheum itu harus naik kendaraan umum apa. Mas Gugun kaget, dia tidak percaya kalau daku dan Lita saat ini berada di Bandung, di Terminal Leuwi Panjang, berdua saja, tanpa Ci' Dewi dan Omku. Sempet diceramahin dulu kenapa mau ke Bandung tidak bilang-bilang, kalau memberitahukan sebelumnya kan bisa dijemput, sebentar lagi gelap, kalau nyasar gimana? Kalau sekarang baru jalan dari Cimahi hendak menjemput kami, bisa-bisa kami menunggu kemaleman di terminal, dan itu rawan menurutnya. Atas instruksi Mas Gugun, kami memutuskan untuk menumpang Bus Damri saja jurusan Leuwi Panjang-Cicaheum. Saat itu tidak ada taksi kecuali taksi gelap. Pilihan yang paling tepat dan aman menurutnya menumpang Bus Damri.

Kami segera mencari pool Bus Damri, tapi tidak melihat tulisan Bus Damri yang jurusan Cicaheum. Tiba-tiba seorang preman terminal menghampiri kami. Mungkin melihat tampang kami yang celingak-celinguk dan bisa dijadikan sasaran empuk, pikir kami saat itu. Berusaha tetap tenang, memasang tampang berani padahal takut setengah mati, kami siap menghadapi preman itu. Semakin dekat, kami makin waspada. "Aduh Teteh, bade kamana atuh? Diliatin dari tadi kaya nunggu bus damri? Bus damri udah ga beroperasi jam segini, itu teh bus damri lagi ngetem dan baru jalan lagi besok!" Preman itu bicara dengan logat sundanya yang lembut. Daku dan Lita saling berpandangan, tersenyum nyaris pingin ngakak, dalam hati masing-masing sepertinya kami punya pendapat yang sama. Ini preman bahasanya sopan sekali yah. Membuat rasa takut kami melorot hingga mata kaki. Tidak takut sama sekali.

Spontan daku jadi berani dan langsung menjawab, "Bade ka Cicaheum" gayaku berbahasa sunda, ingin membuat kesan sesunda mungkin buat si preman sehingga jika dia memiliki niat jahat, lantas mengurungkan niat jahatnya dan berbalik berbuat baik pada kami. "Waaah,, memang ka Cicaheum teh ga ada yang langsung selain menumpang Damri. Kalau menjelang maghrib begini, dari sini harus ngangkot ka Kalapa dulu, dari Kalapa baru ada angkot lagi yang ka Cicaheum. Sok atuh, Teteh ikut saya biar ditunjukin naik angkot yang mana ke Kalapa. 

Bagai sapi dicocok hidungnya, kami mengikuti kearah mana preman itu melangkah. Tidak beberapa jauh, tampaklah berderet angkot yang mengetem menunggu penumpang penuh. Si Preman mendekati angkot yang setengah penuh, dan berbicara dengan sang sopir. "Kang, ini Teteh-teteh bade ka Cicaheum, mau numpang angkot sampai Kalapa. Nuhun atuh Kang, dari Kalapa nanti ditunjukkan angkot mana yang ka Cicaheum. Kasian kalau sampai nyasar." Setelah sang sopir setuju, kami dipersilahkan duduk di depan samping sopir. Tak lama si Preman pamit, kami pun mengucapkan terima kasih karena sudah memberitahu arah kami menuju Cicaheum. Sesampainya di Kalapa, sang sopir menunjukkan angkot Kalapa-Caheum yang harus kami tumpangi.

Dalam angkot Kalapa-Caheum, kami membahas kejadian tadi dan membandingkan kalau seandainya situasi yang sama seperti tadi itu kami alami di Terminal Kampung Rambutan. Rasa-rasanya, akan jauh berbeda dengan akhir yang kami dapati disini. Kemungkinan-kemungkinan terburuk akan kami alami jika langsung percaya seperti tadi. Point yang terpenting tadi adalah, walaupun penampilannya preman terminal yang menyeramkan, tapi ternyata baik hati menolong kami. Itu satu point lagi yang membuat aku jatuh cinta dengan kota yang menurutku sangat ramah ini *nanti akan ada cerita dimana daku berhi-hi-an dengan punkers BIP hihihihi.

Alhamdulillah, Kami tiba di rumah Te' Tuti lepas adzan isya. Te' Tuti sudah tidak terkejut lagi menerima kedatangan kami. Selain Ci' Dewi sudah menelfon ke rumahnya menanyakan kami sudah tiba atau belum dari Jakarta, ternyata Mas Gugun juga sudah menelpon memberitahukan kalau kami sudah di Terminal Leuwi Panjang menuju Cicaheum. Setelah mengenalkan Lita, kami istirahat sebentar, mandi dan siap-siap makan malam. Lanjut mengobrol santai bertukar kabar keluarga di Jakarta. Sebelum tidur, daku mengajak Lita menikmati udara malam Bandung diatas balkon. Melihat bintang. Saat itu terbayang bintang yang daku liat di rumah Tanjung Sari kemarin. Langitnya bersih, sehingga kerlap kerlip bintang terlihat sangat terang. Pemandangan yang tidak pernah daku lihat di Jakarta. Pemandangan bintang malam itu dari balkon juga tidak seterang waktu di Tanjung Sari. Tapi masih jauh lebih terang jika dibandingkan di langit Jakarta. Sebelum menutup pintu kamar dan tidur, daku menarik nafas dalam-dalam, memasukan sebanyak mungkin udara dingin malam ini di Bandung.

Adzan shubuh berkumandang, tak kusia-siakan untuk segera bangun, membuka pintu untuk menikmati udara shubuh yang masih berembun dan berkabut. Lita kubiarkan masih tidur berselimut. Kasian, perjalanan kemarin pasti membuatnya lelah. Daku segera turun untuk mengambil wudhu, mendapati nenek sudah sibuk di dapur. Nenek yang sudah tua, namun tetap cantik ayu ini menyapaku "Gimana neng geulis, enak tidurnya?" yang kujawab dengan anggukan dan senyuman paling manis. "Iya, Nek. Enak banget, dingin selimutan, rasanya males bangun ini. Tapi khan harus sholat shubuh." "Sok atuh, wudhu heula, nanti kalau sudah sholat, turun sini minum teh biar anget. Pakai sandal biar tidak dingin menginjak lantainya." Ujarnya lagi. Selesai sholat, baru kubangunkan Lita. Kutanya gimana tidurnya semalem? Sambil kuceritakan, beginilah udara pagi di Bandung. So far Lita menikmati liburan kami ini. Daku pun bilang sama Lita agenda hari ini mau kemana. Ke Cihampelas. Kenapa? Karena kalau kita ke Cihampelas, kita bisa melewati kampus Unpad Dipati Ukur.


Te' Tuti sudah rapi mengenakan baju kerjanya. Beliau menanyakan kepadaku tujuan hari ini mau explore kemana. Daku bilang mau ke Cihampelas, selain ingin memberitahu Lita Unpad Dipati Ukur, tapi juga teringat Kak Fahmi, kakak sepupuku memberiku alamat seseorang yang berbisnis garment sisa ekspor di daerah Cihampelas. Itu tempat dimana dia dan teman-temannya kuliahnya sering hunting baju-baju 'gaul 70's' yang sekarang kembali in. Kemeja-kemeja small cutting bodyfit, kaos-kaos branded. Sepupuku ini memang anak gaul di kampus. menurutnya, kalau daku berniat hunting baju, yah kesitu saja. Kuutarakan tujuan itu ke Te' Tuti. Karena mengkhawatirkan kami akan nyasar, akhirnya Te' Tuti berjanji, secepatnya beliau kembali ke rumah, setelah absen dan meminta izin kepada atasannya.

Benar saja, jam 10 pagi, Te' Tuti sudah ada dirumah, dan kami pun bersiap untuk pergi. Daku meminta perginya menggunakan angkot saja, tujuannya, jika nanti daku liburan ke Bandung lagi, entah sendiri atau bareng Lita lagi, daku sudah tau arah dan rute jika mau pergi kemana-mana tanpa bergantung kepada siapapun. Naiklah kami angkot jurusan Cicaheum-Ledeng. Sepanjang jalan kuperhatikan persimpangan, nama daerah dan tempat-tempat yang bisa dijadikan patokan arah. Seperti Gedung Sate dan Lapangan Gasibu yang kujadikan titik sentral. Anehnya, kalau kemarin dari Lapangan Gasibu itu Unpad Dipati Ukur terlihat dekat. Tapi kali ini, sudah jauh dari Gedung Sate, belum terlihat apapun yang menandakan kalau inilah Unpad Dipati Ukur. Melewati Kebun Binatang Bandung, makin aneh rasanya, Kebun Binatang dekat dengan ITB, lalu di mana Unpad DU? Hingga akhirnya makin menjauh, dan turun ke jalan Siliwangi, lalu sebentar ketemu Jalan Cihampelas lalu belok kanan Jalan Lamping. Daku menyolek Te' Tuti rasanya ada yang salah dengan rute kali ini. Bertanyalah kepada sang sopir. Dan ditemukanlah jawabannya, harusnya kami menumpang angkot Caheum-Ciroyom, bukan Caheum-Ledeng. Buru-buru kami turun. Kami tertawa terpingkal-pingkal. Te' Tuti sendiri memang jarang sekali naik angkot, jadi kurang tau angkot mana yang rutenya melewati tujuan kita, karena angkot di Bandung biasanya beririsan di beberapa titik.

Dari Jalan Lamping, kami kembali ke Jalan Cihampelas, karena tujuannya mencari alamat garmen tersebut, dan tidak tau di Jalan Cihampelasnya sebelah mana, akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki. Dan ternyata, alamat garmennya itu berada nyaris diujung jalan Cihampelas-Wastu Kencana, masih harus blusukan ke dalam gang-gang kecil. Tempatnya seperti rumah yang dijadikan gudang, yang berisi gunungan pakaian, jadi kalau mau memilih harus bersakit-sakit dahulu, berenang-renang ketepian. *Terbayangkan setelah tinggal di Bandung, kami berjalan kaki sejauh itu menyusuri Cihampelas.

Hari berikutnya, kami berkeliling ke daerah tengah dekat alun-alun, Kings seperti Melawainya Jakarta, Kota Kembang, disana pasar tempat membeli tas-tas murah, sandal, sepatu, Tamim bahan-bahan celana jeans dan seprei, tembus ke Pasar Baru.

Hari berikutnya ke Cimol alias Cibadak Mall hihihhihihihi, ternyata isinya barang dan baju-baju bekas impor, dan dijual dengan harga murah. Sehabis membeli wajib hukumnya dicuci sebersih-bersihnya bahkan dicuci di laundri. Menurut Kak Fahmi, baju-baju seperti itu yang banyak dijual oleh mahasiswa dikampusnya pada saat bazar mencari dana untuk event-event tertentu. Dan laku keras! Takjub sendiri, harga bajunya dari Rp. 5.000,- bisa dijual di kampus itu rata-rata Rp. 25.000-50.000,-

Om Iwan dan Tante Uci juga datang ke Cicaheum untuk bertemu dengan kami, karena mustahil saat ini daku berdua Lita bisa sampai ke Cimahi kalau tidak diantar atau dijemput mereka. Tante Uci dan Om Iwan datang bersama Mas Gugun yang baik hati pastinya. Saat itu daku berpikir, ada yah anak laki-laki yang mau mengantar ayah ibunya. Karena sependek pengetahuanku, jarang sekali anak laki seusianya, mau menemani ayah ibunya bepergian. Kukenalkan Lita pada mereka. Penasaran dengan Mas Guruh yang sampai saat ini belum pernah kutemui, seperti apa dia? Kenapa setiap Om Iwan dan Tante Uci ke Cicaheum, bukan Mas Guruh yang mengantar? Konon dari cerita Nenek, kakak beradik ini memiliki sifat yang berkebalikan satu sama lain.

Seperti biasa, Om Iwan dan Tante Uci menawari kami untuk singgah menginap di Cimahi. Berhubung niat berlibur 5 hari jadi 3 hari saja, singgah ke Cimahinya tidak bisa untuk kali ini. Akhirnya kami diantar hingga ke Terminal Leuwi Panjang. Dengan dibekali oleh-oleh banyak yang harus kami bawa pulang ke Jakarta.

-Bersambung-

Galau melandaku di waktu liburan berikutnya ^^


The Red Cheeks 'n Clown Bento # 18


Selasa, 27 Agustus 2013

Tugas negara akan berlangsung hingga hari jum'at. Kalau mau menuruti rasa malas yang melanda untuk membuat bekal hari ini dengan bebentoan begini, rasanya tidak mungkin. Membayangkan muka melasnya Kamila begitu rapi siap-siap ke sekolah, tak mendapati bekalnya yang dibikin lucu si Ummi. Mari jalan pintas saja, order nasi uduk yang sudah lengkap dengan bihun dan orek tempe. Si Ummi tinggal orak-arik telur dadar tambahannya.

Nasi uduk sudah di meja makan siap disulap. Lagi dan lagi bengong beberapa saat untuk menyulap jadi apa prok prok prok.  Kemarin bekal pirate sudah. Flash back ke bekal Kak Khalila yang dipropose buat lomba Frisian Flag dulu, dimana si pirate daku sandingkan dengan princess berambut bihun. Bikin princess lagi aja dengan versi yang berbeda. Hayuk bergerak!



Kepal nasi uduk hingga berbentuk bulat, atur bihun goreng diatasnya sedemikian rupa menjadi rambut. Awas jangan dibikin 'jenong' si princess. Tusuk food pick mahkota, kasih mulut dan mata. Jadi deh! Atur telur orak arik dibawahnya, lalu tempe orek, dan kasih baran rumput hijau muda lagi, masukin Kelengkeng yang sudah dibuang biji. Apanya yang bikin beda princessnya? perasaan sama aja. Bengong lagi.

Menatap nanar ke botol saus tomat, ambil tusuk gigi, hayuklah si princess kali ini dikasih blush-on  saja biar berubah jadi lebih centil. Namanya di ganti berarti nanti begitu di watermark. masih ada yang kurang, bongkar semua harta karun per-foodpick-an. Nah, kasih topper clown aja buat menemani si princess sebagai hiasan. Namanya jadi "The Red Cheeks 'n Clown" aja nanti kalau diwatermark. Done! mari jeprat jepret seadanya, sebelum terlambat berangkat ke sekolah.



Daku tidak mau kejadian kemarin yang stay tune di sekolah sampai jam 14.00  terulang hari ini. Jadi tadi jam 9.00 wib sudah dimulai jeprat jepret kelas A dengan durasi tidak sampai 30 menit. Kemarin bener-bener kelar jeprat-jepret dan rapat itu jam 12.30 wib. Kamila sudah dipulangkan duluan ke rumah jam 10.30 wib tadi dan tertidur.

Si Ummi masih stay lanjut ngobrol sebentar dengan bu guru hingga jam 13.00 wib. Mau pulang, tapi 1 jam lagi harus balik menjemput Kak Khalila yang pulang ham 14.00. Akhirnya daku memutuskan untuk stay di Warung Eteh menunggu sendirian hingga jam pulang sekolah Kak Khalila tiba. Bengong? No way, daku bikin draft blog ini. Dimanapun dan kapanpun jikalau daku sendirian sambil cetat cetut trackpad BB, itu bukan karena daku sibuk berBBM-an,  tapi labih banyak membuat draft tulisan untuk diposting di blog. Mencambuk diri sendiri untuk selalu update blog. Hemh, hari Juma'at masih lama yah ??????


The Lost Pirate Bento # 17


بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ

Senin, 26 agustus 2013

Sebenernya, yang lost ini si pirate, apa si Ummi? Sejujurnya yang lost yah si Ummi, tidak mendapet ide buat bikin bekal apapun buat pagi ini. Berhubung pikiran juga udah kepingin cepet-cepet sampai sekolah, menunaikan tugas negara dari Jamiah, untuk menjeprat-jepret kelas Kamila buat dokumentasi pembuatan kalender sekolah 2014.

Inget Jeng Tiyas yang menanyakan order lunchbox pirate kemarin, jadi inget bikin pirate aja buat Kamila. Nasi dikepel, lalu ditopiin pakai Nori, selanjutnya diatas nori daku oles mayonaise, lalu tempelkan keju cheddar yaang dicutter pake sedotan limun biar tidak merosot. *masih ada ga sih si limun? Hihihihihihihi Tempel mata mulutnya. Jadi deh!




 
Nah, lauknya semua yang tertinggal di kulkas, nugget stick dipotong jadi 4 bagian, goreng. Lalu bakso tumis wortel dikecapin, semua dibikin dalam sekejap. Asal-asalan, namun mudah-mudahan bisa dihabiskan Kamila. Duh, ga berwarna banget niy bekal, padahal udah diselipin anggur buat pencuci mulutnya Kamila. Yowis selipin baran rumput hijau muda saja, biar lebih cerah dan foodpick kapal laut yang karam. Edisi desperado bikin bekal versus tugas negara di depan mata.

Terbiasa dengan menjepret objek foto yang diam, mejeng manis tanpa bergerak (motret makanan), sekarang disuruh menjepret anak Play group yang kocar-kacir kesana sini bikin daku tertekan akan hasil jepretannya nanti. Kalo motret Emaks Jamiahnya yang rada centil mah masih gampang, tinggal disuruh diem jadi patung beberapa detik pasti rela demi menghasilkan foto minimal kaya model kalender. Paling selesai dijepret penasaran kepingin liat previewnya, lalu berujar "haduh, ulang dong, keliatan gemuk ini salah posisi, jepretnya jangan sampai ke bagian perut" disusul "bisa ga nanti diedit pipinya sedikit biar ga lebar?"

Haduh emak-emaaaaaaaaak!!! Aye ga bisa photoshop! Pasrah aja yah sama penampakan yang sesuai aslinya. Hehehehehehe

Saturday 24 August 2013

Bandung I'm in Love # 1


Sumber Foto : www.disparbud.jabarprov.go.id


Setiap orang pasti punya keterikatan emosional dengan salah satu kota. Entah keterikatan itu karena disebabkan kota itu adalah tempat dimana dirinya dilahirkan, atau karena kota itu telah memberikan kenangan yang tak terlupakan.

Kalau versi lagunya Kla Project syair Kota Jogjakarta boleh diganti dengan Kota Bandung, pasti udah daku ganti sambil mendendangkan lagu tersebut dengan penuh perasaan. Karena setiap lagu itu daku dengar, yang terbayangkan adalah Kota Bandung yang selalu membuatku terkenang-kenang hidupku di tahun 1999-2003.

Yogyakarta 
- Kla Project-
 
Pulang ke kotamu,
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja

Di persimpangan, langkahku terhenti
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu

Walau kini kau t’lah tiada tak kembali 
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi Bila hati mulai sepi tanpa terobati
 Tak terobati


Oktober, 1996

Akhirnya, setelah beberapa kali Ci' Dewi (Enci'/Ci' dalam bahasa betawi adalah panggilan untuk tante/bibi dan om/paman), istri omku yang memang orang Bandung, mengajak daku liburan ke Bandung yang dulunya selalu daku tolak, akhirnya liburan kali ini daku bersedia ikut. Saat itu daku sedang liburan cawu I, dan memang tidak kemana-mana. Dengan menumpang Kereta Parahiyangan, akhirnya daku menjejakan kaki di Stasiun Bandung. Entah kenapa, saat itu daku langsung terkesima dengan Bandung. Rasanya liburan saat itu akan berkesan sekali. Tak seperti sebelumnya, sering ke Bandung tapi hanya selintas-lintas saja, tak seperti kali ini.

Liburan ke Bandung sebelumnya memang bukan explore the city, tapi biasanya daku mengunjungi objek wisata, yang itu lagi-itu lagi didatangi, seperti Taman Hutan Raya Ir. Djuanda, Cihampelas, Lembang, Tangkuban Perahu, Cibaduyut. Karena sudah tau setiap ke Bandung pasti tujuan wisatanya kesana, hal itulah yang membuat daku males ikut begitu diajak Ci Dewi liburan ke Bandung.




Sumber Foto : positiveinfo.wordpress.com

Ternyata, omku punya agenda khusus liburan kali ini untuk tour the campus. Tujuannya supaya daku merasakan 'feel' menjadi mahasiswi di Bandung. Omku ini selalu menganggap, iklim udara yang sejuk dingin, akan membuat seseorang lebih mudah untuk menyerap ilmu dan dia ingin supaya aku merasakan itu. Walaupun masih 1,5 tahun lagi waktu kelulusan, tidak ada salahnya dari sekarang daku mencari tau, fakultas apa yang ingin dipilih saat UMPTN nanti.

Kami menuju Cicaheum, ke rumah Te' Tuti (kakaknya Ci Dewi). Menurut Omku basecamp kita liburan akan disana, karena kalau mau ke Unpad Dipati Ukur itu tinggal lurus saja. Jadilah saat itu akhirnya daku tau, kalau Kampus Unpad Dipati Ukur dihuni oleh Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum. Tidak berapa jauh dari jalan Dipati Ukur melintasi Rs. Boromeus menyeberang Jln. Ir. H. Djuanda masuk Jalan Ganesha, tempat Institute Teknologi Bandung (ITB) berada.



Unpad Dipati Ukur   Sumber foto : panoramio.com

Di Cicaheum, daku bertemu dengan Tante Uci (kakak pertama Ci' Dewi) dan putra pertamanya, Mas Gugun, yang berusia 3 tahun diatasku dan sudah menjadi mahasiswa hukum tingkat 2 di UNJANI Cimahi. Waktu itu Mas Gugun mengenalkan diri sambil bilang "Jam tangan kita sama!" Sebelum membalas jabatan tangannya, refleks yang daku lihat yah Jam tangannya, Baby G warna pink, sampe bluwek-bluweknya sama alias tali jamnya sama-sama belum dicuci. Heran juga, kok anak cowok pakai jam Baby G, pink pula, bukan G-Shock. "Pasti itu jam punya pacarnya yah?" Jawabku refleks yang langsung direspon dengan jawaban "Mau tau aja, anak kecil!" Hihihihihihihihi

Tante Suci ini punya rumah tempat melepas penat didaerah Tanjung Sari. Yang menurutnya, itu dekat dengan kampus Unpad yang baru di Jatinangor. Jadilah daku berkesempatan juga singgah ke rumah Tanjung Sari lalu berkeliling kampus Unpad Jatinangor. Melihat-lihat fakultas apa yang kira-kira menarik minatku. Saat itu jujur saja, walaupun gedung fakultas dan fasilitasnya semua baru, tetapi daku lebih berminat memilih jurusan yang ada di Dipati Ukur daripada yang di Jatinangor. Ternyata Jatinangor jauh sekali dari pusat Kota Bandung, dan masih sepi.

Kunjungan liburan kali ini seperti membuka mataku ternyata kuliah di Bandung sepertinya akan mengasyikkan, dengan iklim yang sejuk dingin, pikiran jadi tenang, dan rasanya akan mudah menerima ilmu. Kemana-mana rasanya dekat, tidak macet. Sepanjang Dipati Ukur banyak Kost-kostan, Pedagang kaki lima yang menjual makanan sehingga mudah saja mencari makan jika nanti kuliah disini menjadi kenyataan. Karena dari hasil diskusi dengan Kak fahmi kakak sepupuku yang sudah kuliah di Akuntansi UI '94, yah pilihan UMPTN di Jakarta yah hanya UI, kecuali mau memilih IKIP Jakarta. Kalau di Semarang atau Jogja, daku yakin banget Mama dan Ayah ridak akan mengizinkan. Mana ikhlas membiarkan anak pertama, perempuan pula, untuk jauh-jauh kuliah ke luar kota (repotnya jadi orang Betawi hehehehe). Kalau di Bandung, masih bisa pulang pergi sehari, kapan saja bisa pulang, dan daku sudah punya beckingan, yah omku ini nanti yang bakal bantu menjelaskan ke Mama dan Ayah.

Daku jadi lebih mengenal keluarga besar Ci' Dewi yang di Bandung. Selama ini, hanya kenal keluarga yang tinggalnya di Cicalengka. Ternyata Te' Tuti punya anak tunggal yang bernama Budi masih SD, kenal sama Nenek yang tinggal di rumah Te' Tuti. Tante Uci yang ternyata punya anak dua, Mas Gugun ini dan Mas Guruh (belum pernah ketemu). Mereka semua sangat welcome menerima kedatangan kami, begitu tau tujuan liburan ini sekalian survey kampus. Dengan baik hati dan welcomenya mereka menjanjikan kalau seandainya tercapai bisa kuliah di Bandung, mereka-merekalah yang akan menjadi keluargaku di Bandung.

Malamnya daku diajak keliling Bandung, dikasih tau kuliner dimana yang enak, tempat-tempat mana yang ramai, menikmati Bandung diwaktu malam. Rasanya kemana-mana dekat tanpa macet, sensasi dingin dan menjelang pagi turun kabut. Melihat di jalan-jalan mahasiswa/i berangkat ke kampus mengenakan sweater, penduduknya yang ramah dan logat yang lembut, membuat daku jatuh cinta saat itu akan Bandung.

Sampai akhirnya saat kembali pulang ke Jakarta, diantar ke Stasiun Bandung oleh Te' Tuti, Tante uci, Mas Gugun dan Om Iwan yang tegas tapi baik hati. Dititipin oleh-oleh bejibun, dari mulai tahu, bolen pisang dan tape, aneka keripik tempe dan oncom, hingga wajik dan dodol. Saat kereta meninggalkan Stasiun Bandung, daku berjanji, setiap ada kesempatan liburan ke sini, daku bakalan explore Bandung lagi.

- Bersambung -

Liburan-liburan itu terwujud, selama 3-6 bulan daku selalu menabung biar bisa berangkat liburan  ke Bandung, walaupun kadang tanpa Ci' Dewi dan Omku, daku tetap berangkat beberapa kali hanya berdua dengan Lita, Sahabat dekatku di sekolah. Menginap di rumah Te' Tuti, dan seringnya begitu pulang dianter lagi ke stasiun sama Tante Uci sekeluarga.  

Ceritaku dibalik BAKULAN KUE

Jumat, 23 Agustus 2013

Emma : Fit.. Mau pesen brownies almond nya dong, yg kyk kmrn legit2 itu. Tiba2 pengeeeen :)
Daku : Hαhαº°˚°ÂºHαhαº°˚°Âº boleeeh,, cm ngirimnya gmn yah?
Emma : Kirim via JNE jg okeh, gpplah ancur2 dikit mah
Emma : berapakah + no rek yah 


Begitu sampai di sekolah Kamila, daku membuka bbm dari Emma, langsung senyum-senyum sendiri membaca bbmnya, mengingat kemarin sore, daku berkutat dengan 8 loyang brownies suruhan nenek Tukey untuk acara lamaran sepupuku nanti. Dan tidak berapa lama kemudian, Mama Daffy langsung menarik tanganku untuk duduk sebentar didepan kelas.

"Mama Kamila, daku mau pesen dong brownies buat acara besok aqiqahan Nala, adiknya Daffy."

Lagi-lagi daku tersenyum. Sebenernya tersenyum sambil mikir. Melihat ekspresi daku, Mama Daffi jadi teringat sesuatu.

"Oya, saya lupa Mam, kalo mau order kedirimu kan ga bisa dadakan yah? Harus dari jauh-jauh hari. Tapi kira-kira bisa ga niy?"

Disusul bbm dari tiyas, teman satu angkatan di Danamon dulu.

Tiyas S Hamumpuni: Berapa min order ama harganya?
Tiyas S Hamumpuni: Ama harganya mba
Daku : Apaan yas?
Tiyas S Hamumpuni: Itu foto yg aku kirim
Daku : Ga masuk fotonya.
Tiyas S Hamumpuni: Foto Lunch box ultah gambar pirates
Tiyas S Hamumpuni: Min order brp mba
Daku : Dulu 20
Tiyas S Hamumpuni: Asik
Tiyas S Hamumpuni: aku siap2 buat hut sekar
Daku : kapan?
Tiyas S Hamumpuni: 28 okt
Tiyas S Hamumpuni: Oke ya
Daku : Brp box?
Tiyas S Hamumpuni: 50an mba

Tarik nafas panjang, kurang dari 1 jam daku mendapat 3 orderan dari 3 teman, bener yang Mama Daffy bilang, daku memang mewajibkan yang minta dibikinin brownies, muffin, cookies atau lunchbox ultah untuk booked dari jauh-jauh hari, karena harus mengeset waktu dan persiapan tenaga lahir batin buat mengerjakan orderannya. Atau begitu daku ingin membuat sesuatu yang agak banyak, baru daku info seandainya ada temans yang ingin order biar sekalian kubuatkan. Tapi untuk yang bersifat tiba-tiba, hemh...



Biasanya, kalau untuk brownies daku menerima order begitu sudah terkumpul minimal 24 loyang dan mood membuat brownies datang. Jika sudah sampai minimal order 24 loyang, namun mood membuatnya belum datang, yah dengan berat hati daku pending meski tambahan antrian orderan jadi makin panjang. Begitu mood datang, langsung dieksekusi meski harus berkloter-kloter (1 kloter 4-6 loyang) . Rekor  mengerjakan 24 loyang tercepat eksekusi selama 3,5jam. 36 loyang  tinggal dikalikan brp waktunya. Tapi itu belum termasuk preparation bahan dan beres-beresnya yah. Kalau membayangkan omzetnya saat itu yah pasti mata langsung ijo atau 'lope-lope'.

Daku suka takjub dengan temans yang mampu bakulan kue atau catering harian. Bagaimana menjaga mood, waktu dan tenaga biar tetap sinkron sehingga bisa menerima order setiap harinya. Jujur saja, bukan ingin menolak rezeki atau apa, yang daku rasakan saat ini (entah nanti yah), daku senang untuk membuat makanan/kue untuk keluarga, kalau lagi semangat, sehari bisa bikin dua macam malah. Tapi belum bisa enjoy dan menikmati untuk membuat dalam porsi banyak untuk orderan. Apa lagi untuk lunchbox ultah yang memang menyita waktu dan tenaga membuatnya.



Apakah karena daku sering membandingkan hasil yang didapat dengan menerima order bakulan kue dengan hasil yang didapat dengan berjualan baju baby n kids lewat olshopnya Khalittle Shop? Mungkin sebagian besar iya, karena di Khalittle Shop, berjualan bisa disambil dengan kerjaan lain bahkan saat baringan ngelonin Kamila tetap bisa berjualan, pasang foto di group dan di profile picture, cetat cetut trackpad bb, transaksi, packing barang, kirim lewat ekspedisi, selesai. Sedangkan kalau bakulan kue atau makanan, tidak semudah itu, yang pasti akan menguras waktu dan tenaga. Imbasnya, lelah sekali setelah selesai bakulan kue, dan pada saat lelah, langsung deh membandingkan "pendapatan ini, setimpal dengan keuntungan kalau daku menjual berapa pcs pakaian baby n kids di Khalittle Shop, tanpa harus berlelah2 sesudahnya". Walaupun efek kepuasan hati yang didapat jauh lebih berasa di bakulan kue pada saat pembeli menyatakan kepuasannya begitu kue itu digigit, dibandingkan kepuasan pelanggan yang bilang bahan bajunya bagus dan dipakai adem.


Atau, karena daku belum pernah memakai asisten untuk membantu saat mengerjakan orderan sehingga lelah yang dirasa sangat membuat daku tidak enjoy? Pengalaman yang sudah-sudah, pada saat meminta bantuan platting lunchbox ultahnya Khalila kemarin, malah jadi menambah kerjaan tambahan buatku karena harus mengoreksi penempatan mie goreng sebagai rambut yang tampilannya jadi 'jenong' dahinya. Istilahnya, ini berhubungan dengan art, dan tidak semudah itu meminta bantuan dari orang lain untuk membantu. Kalau untuk brownies butuh asisten yang benar-benar mengerti feel mengaduk adonannya, dan muffin untuk penempatan jumlah adonannya dalam cup biar tidak meleber.


Daku sepakat dengan tetew, sangat menyenangkan jika punya hobi yang bisa menghasilkan. Dalam hal ini ngebakul makanan. Namun, apabila ternyata hobi ini sudah membuat kita tidak fun lagi karena keblenger terima orderan, back off! Hingga dapat soul dan memulai kembali. Disinilah yang daku bilang moodku datang dan pergi untuk ngebakul makanan.

Mimpiku suatu saat nanti, bisa bener-bener istiqomah, fokus, tekun dan fun menerima bakulan makanan orderan. Syukur-syukur bisa buka gerai makanan yang bisa produksi tanpa harus menunggu pesanan. Saat ini mungkin karena belum fokus dan istiqomah, masih membawa hal ini sebagai penyalur hobi dan belum menjadi lahan bisnis seutuhnya. Masih terus bereksperimen resep-resep hingga dapat taste yang layak jual.



Abinya Tukey, yang selalu siap mendorong dan memberi masukan padaku tentang ini. Awalnya berani menerima orderan karena keberhasilan chicken cordon bleu yang kubuat untuknya, dan dengan kedipan mata dia bilang ini taste terbaik chicken cordon bleu hasil eksperimenku dibanding sebelumnya. Dia jepret lewat kamera BB, lalu mensend ke group kantor dan memasang di profile picture "chicken cordon bleu, ready to order" lalu beberapa hari kemudian, daku sudah berkutat dengan 15 porsi chicken cordon bleu orderan pertama dari teman kantornya. Disusul orderan buibu sekolahan, sampai ada yang bersedia dine in di rumah, bahkan membawa pulang chicken cordon bleu dalam porsi mentah untuk disuguhkan sebagai makan malam suami tercinta.


 


Lanjut cookies-cookies toddler untuk temans yang anaknya suka ngemil, lanjut seorang teman yang memaksa dan bersedia menjadi 'korban' lunchbox ultah anaknya. *makasih Wiwit, dirimu selalu berani menjadi korban pertamaku! Lanjut orderan-orderan muffin, dan yang paling fenomenal si brownies, hingga lebih dari 100 loyang dalam waktu tidak berapa lama bisa terjual. Dengan kondisi mood-moodan pastinya.


Seorang teman bilang "mood-mood-an aja bisa menghasilkan segitu, bagaimana jika diseriusin tiap hari?". Itulah kawan, daku sedang berusaha melawan, menyiapkan hati, fisik dan tenaga buat tetap istiqomah. 24 loyang dalam jangka waktu 3,5 jam kemarin itu termasuk rekor terbaik sepanjang sejarah dan bisa dijadikan modal gambaran kedepannya untuk estimasi dan efisiensi waktu.

 Ø¨ِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ

Semangat!!!
*foto sebagian orderan yang sempat dijepret sebelum diangkut yang order ^^, lunchbox kalau ga pagi, yah nyubuh diangkutnya hihiihiiii itu pun selain muffin dan brownies, penampakan dijepret dari kamera BB. ^^

Sleepy Tiger Bento # 16


 Ø¨ِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ

Jumat, 23 Agustus 2013

Abang tukang roti, yang biasanya jam 6.30 wib sudah bernananinut, semenjak habis lebaran ini, belum terdengar lagi dia melintas depan rumah. Beberapa kali Khalila dan Kamila merengek minta roti. Jadilah kemarin, sambil menunggu Kamila sekolah, daku bolak-balik antara Indomart- Alfamidi hanya untuk mencari roti tawar kupas, selai chocolate kacang dan roti coklat.

Melihat daku membawa roti coklat pas jemput, Kamila langsung melahap roti tersebut dengan berbagi ke Nikita. Lalu berpesan "bekal aku besok roti ini lagi yah mi!" Dalam sekejap, setengah potong roti coklat dilahap habis.

So, hari ini eksekusinya. Setelah membekali Kak Khalila roti tawar kupas oles selai chocolate kacang dan 3 potong brownies, daku diam berpikir mau disulap jadi apa ini roti. Mau dibikin doggy? Udah pernah waktu bekal Kak Khalila dulu. Sambil buka-buka dokumentasi bekal si kakak, akhirnya mataku terpaku pada bekal nasi kuning yang berbentuk macan. Nah, kepikiran deh dibikin macan saja roti coklatnya. Tak perlu tools macem2, hanya gunting, tutup botol syrup abc dan cutter lengkung saja yang dibutuhkan.
 


 Segeralah daku mengoles bagian atas roti dengan mentega sedikit, tujuannya untuk menempelkan nori biar 'duduk' manis ditempatnya. Mulai menggunting nori sachetan kecil memanjang untuk ditempelkan sebagai motif kumis dipipi dan garis dikepala, celah hidung dan mulut. Menggunting nori menjadi bentuk segitiga tumpul untuk motif hidungnya, puncher bulat-bulat kecil untuk kesan kumisnya, lalu mencutter bulatan keju cheddar untuk bulatan putih dihidung dan melengkung untuk mata. tempel deh semuanya.


Hemh, sepertinya ada yang kurang, apa yah??? Oo, ternyata macannya belum ada telinganya. Meluncur ke kulkas, buka kantongan bakso di freezer, langsung direbus, matang, angkat, lalu tusukkan dengan spaghetti mentah bakso dengan roti coklatnya diposisi telinga. Jadi deh! Tambahkan Star Honey untuk memberikan efek 'full' dalam lunchbox. Pas dijepret, pejeng bareng food pick singa, jerapah, zebra dan gajah hadiah dari Tante Kiting pas belanja di Toko Titan.




Abis nganter sekolah pagi tadi, daku tak langsung pulang, karena harus membicarakan menu sehat sekolah dengan Mama Ozie. Selain susun menu, budgeting juga sekalian. Kepengurusan Jamiyyah taun ini memang segala sesuatu diserahkan kepada ahlinya. Padahal daku sendiri masih jauh dari ahli untuk urusan menu sehat, mungkin karena suka mejengin bekal Kamila setiap hari, akhirnya daku yang diserahkan tanggung jawab untuk menyusun usulan menu sehat yang selanjutnya akan dibahas di rapat senin nanti.

Pulang langsung ngacir, karena proyek setelah jemput sekolah ini, daku masih harus bikin sesuatu sebagai suguhan ibu-ibu guru yang berniat silaturahim ke rumah. Terima kasih Bu Pipit, Miss Eva, Bu wirdah, Bu Radiah, Bu Mila, Bu Iin , Bu Ela untuk info dan sarannya tentang menu sehat. Benar-benar jadi masukan yang berarti buat kami, semoga kami bisa menyusun dan menghidangkan menu sehat yang selain sehat, variatif dan menggugah selera anak-anak, sehingga tidak ada lagi anak-anak yang pilih-pilih, tidak dihabiskan makanannya yang berujung mubazir karena banyak sisa lalu terbuang.




Thursday 22 August 2013

PRINCESS KAMILA Bento #15


Kamis, 22 Agustus 2013

Hari rabu kemarin, daku tidak menyulap bekal Kamila dari apapun, karena  begitu Kamila bangun tidur, langsung meminta bekal bubur ayam. Aaaah itu mah tidak perlu bersusah payah, tinggal order ke Bang Jili, tukang bubur ayam andalan dekat rumah. Jadi bekal rabu kemarin tiada jepretan penampakannya, karena diordernya pun sekalian saat jalan menuju sekolah.
 
So, hari ini kembali bikin bekal sulapan. Kamila minta bekal Charlie 'n Lola, beuuuh, si Ummi masih tahap mandangin gambarnya aja, sambil mikirin terbuat dari apa aja seandainya nanti dieksekusi. "Yang gampang aja yah dek, Ummi pingin bikin Princess Kamila aja boleh gak?" Negosiasi lha daku, untunglah langsung dijawab, "Aku mau jadi princess!!" Alhamdulillah.



Sebenernya ini karena si Kakak Khalila minta bekal mie goreng buat  pagi ini. Nah, si Ummi khan males yah kalau harus menyiapkan 2 macem menu bekal pagi-pagi. Bentuk bekal andalan si Ummi yang paling gampang kan cuma bikin anak perempuan dari nasi kepal, trus dikasih rambut kriwulan mirip Kamila dari mie gorengnya. Tinggal dikasih food pick bentuk mahkota biar terkesan 'princess'nya.

Bakso direbus bentuk bunga, dan kasih daun selada, rebusan wortel potong dadu-dadu kecil. Sambil plating di lunchboxnya, si Ummi komat kamit berdoa, semoga hari ini Kamila mood lagi makan sayurnya.
Kamila ini kalau lagi ga mood makan sayur, pasti bakalan dilepeh. Tapi kalau lagi mood, dari salad sayuran hingga selada mentah bisa dikunyah sampai habis.

Biasanya kalau Kamila kurang sayur, berujung dengan sembelit. Nah saat di toilet karena sembelit dan dia meringis-ringis, si Ummi pasti langsung memberi sugesti "Nah, ini karena adek ga mau makan sayur, jadi pupnya susah." Jadi sekarang kalau Kamila sembelit, dia sendiri yang akan ngoceh "Ummi, pupnya keras! Ini karena aku ga makan sayur. Aku mau makan pake sayur, biar ga sakit perut!" Hiihhihihihi walaupun terkadang, apa yang diocehin pada saat sembelit di toilet itu tidak sepenuhnya dia lakuin, karena kembali mood-moodan makan sayur. Cuma si Ummi sebisa mungkin nampilin sayurannya, biar kalau pas mood, bisa langsung dikunyah Kamila.


Selesai pemotretan, dia langsung minta makan mie gorengnya. Mie goreng hasil udek2an si Ummi, kali ini bumbunya si bawang merahnya diiris smua, sedangkan bawang putih, kemiri dan ladanya seuprit yg dihaluskan, tambahkan saos tomat dan kecap manis secukupnya. Selesai deh!

Tuesday 20 August 2013

Bento I'm Still Sleepy #14



Selasa,20 Agustus 2013

Assalamau'alaikum buibu,, jumpa lagi dengan edisi berkutat dengan bekal sekolah Kamila. Setelah libur Hari raya Idul Fitri selama 19 hari, pagi ini daku sudah harus membuat bekal sekolah lagi.

Kali ini bekalnya simple seperti biasa. Nasi goreng dan telur dadar yang disulap menjadi teddy bear yang masih ngantuk. Cocok bangetkan dengan tema hari pertama sekolah yang selalu dihadapkan oleh post holiday syndrome. Bangun dengan kondisi yang masih ngantuk, umminya juga ga tau mau membekali apa selain yang simpel seperti nasi goreng dan telur dadar ini.

Bikin porsi nasi gorengnya juga untuk porsi bekal Kak Khalila sekalian. Cuma bedanya, untuk Kak Khalila dibuat telur mata sapi. Begitu mateng, segera masukan ke lunch box tanpa disulap menjadi apapun. Nah, pas bekal Kamila, termenung-menunglah daku seperti biasa. Yang gampangnya yah bikin teddy bear ngantuk masih berselimut edisi pengulangan bekal si Kak Khalila dulu.



Nasi goreng setelah mateng, daku kepal menjadi 1 bagian bulatan besar untuk kepala, dan 2 bulatan kecil untuk telinganya. Lalu buat bulatan kecil dari nasi putih untuk hidung teddy bearnya. Nah tempelin 'mpok' nori deh untuk detail hidung dan mulutnya. Telinga bagian dalam yang berwarna putih itu berasal dari keju cheddar. Begitupun dengan matanya, keju cheddar ditempeli nori dengan ekspresi 'sleepy'. Tusuk dengan food pick bentuk pita biar dapet kesan teddy bearnya itu perempuan.

Untuk selimutnya dari telur dadar. Daku agak kurang puas dengan hasil telur dadarnya, berantakan! karena ini di dadar diatas wajan anti lengket, bukan pan anti lengket, gara-gara mendadarnya pasca membuat telur mata si Kak Khalila dan niat abis itu menggoreng nasinya di wajan biar lebih mudah *males nyuci pan anti lengketnya, karena akan menambah cucian piringnya hihihhihhi. Garnish dengan daun selada dan tomat, syukur-syukur keduanya bisa dimakan Kamila yang suka mood-mood-an makan sayur.


Setiap hari selasa, anak play group tidak mengenakan seragam, melainkan memakai pakaia bebas. Jadi Kamila berposenya tanpa memakai seragam sekolah.

Nah, karena tadi pagi bangunnya dalam  kondisi masih mengantuk, begitu pulang sekolah cuma sebentar bermain perosotannya langsung cepat-cepat minta pulang dan digendong. Dalam perjalanan, gendongan semakin lama semakin berat, ternyata Kamila tertidur. Mantaaaaap ! lebih dari 300m menggendong Kamila hingga sampai di rumah.

Narasi postingan kali ini tidak panjang-panjang, karena daku harus bersiap-siap untuk kembali ke sekolah, selain menjemput Kakak Khalila yang pulang jam 12.30 wib, mau ada acara halal bi halal Jamiyyah dengan kepala sekolah dan para ibu guru dan staff.

Pamit undur diri ^^

Friday 16 August 2013

TAPE ULI




Sabtu, 10 Agustus 2013

Masih seputaran hidangan hari raya khas betawi, kali ini daku lanjut posting tentang tape dan uli.

Mau cerita sedikit tentang kenapa daku memasukkan resep tape dan uli ini ke dalam blog, itu karena semenjak kami menikah, si Abi jadi punya cemilan favorit yang selalu dia cari saat hari raya. Dan akan berbinar-binar apabila menemukan si tape ketan ini diluar hari raya. Menurut Abi, rasa tape ketan ini berbeda dengan yang biasa dia makan sebelumnya.

Pertama-tama daku heran yah, perasaan tape ketan dimana-mana yah rasanya seperti ini, paduan manis hasil fermentasi, sensasi asem seger di mulut. Saking penasarannya sama tape ketan yang dulunya biasa si Abi makan, akhirnya kesampaian juga daku icip-icipnya. Saat itu lebaran mudik ke Klaten, di salah satu rumah sanak saudara, ada suguhan tape dari beras ketan putih yang dibungkus daun jambu. Entah apa namanya dalam versi jawa, yang pasti saat daku mencicipi, jelas sekali perbedaan rasanya. Tape ketan putihnya jadi berwarna hijau pupus, rasanya manis sedikit kecut namun ada rasa lain yang menyertainya yaitu rasa langu dari daun jambu. Jujur saja, daku tidak suka dan akhirnya mengerti kenapa Abi lebih suka versi tape ketan yang biasa dibuat dirumah kami. Walaupun tanpa teman sejati si tape ketan yaitu uli, si Abi no problemo, tetap bisa menikmati si ketan ini secara sendiri, atau campuran dengan sedikit air dan es batu, atau campuran es buah.




:: TAPE KETAN HITAM ::

Bahan :
- 1/2 liter beras ketan hitam
- 1/2 liter beras ketan putih
- 1/2 butir ragi tape (bisa dibeli di toko beras), digerus hingga halus

Cara membuat : 
1. Campur beras ketan hitam dan putih, cuci hingga benar-benar bersih, lalu keduanya direndam selama
2 jam 2. Kukus hingga testurnya padat, angkat, tuang dalam wadah tertutup langsung disiram dengan air suhu ruang hingga merata, lalu ditutup hingga tanak mengembang (istilah betawinya hingga keket / kondisi beras ketan seperti nasi aron yang mau dikukus)
3. Kukus lagi hingga matang
4. Angkat, dinginkan dengan cara di tempatkan dalam wadah melebar (tampah) yang sudah dialasi daun pisang hingga suhu panasnya hilang.
5. Bubuhkan ragi ke atas ketan didalam tampah. Segera pindahkan ke dalam wadah tertutup secara perlahan dengan sehingga membentuk lapisan bertumpuk (bukan diaduk-aduk)
6. Tutup dengan daun pisang, baru ditutup rapat dengan tutup wadahnya.
7. Fermentasikan hingga 2x24 jam. 

Jika kondisi tape ketan belum terasa manis, tutup rapat kembali, dan fermentasikan kembali max 1x24jam. Kondisi ini tergantung kondisi raginya. Jika hingga 3x24jam tidak menghasilkan rasa asam manis segar, artinya kondisi raginya jelek, bisa diatasi dengan menambahkan air gula yang sudah dimasak dalam kondisi suhu ruang ke dalam tape ketan tersebut. Simpan dalam wadah tertutup di dalam kulkas.

Sekarang tentang Uli, paduan suguhan tape ketan di hari raya versi betawi yah Uli. Kalau tidak salah, waktu di Pematang Siantar dulu Uli disuguhkan bersama dengan rendang daging atau opor, bahkan pernah ditempat lain dengan serundeng.


:: ULI KETAN ::

Bahan :

- 1 liter beras ketan
- 1 butir kelapa parut
- Garam secukupnya
- Santan kental secukupnya, dimasak hingga mendidih, dinginkan untuk olesan dalam daun pisang biar tidak lengket

Cara membuat : 
1. Beras ketan putih, cuci hingga benar-benar bersih, lalu direndam dalam air selama 2 jam, kukus, angkat, siram dengan air suhu ruang hingga mengembang, aroni dan tambahkan kelapa parut, kukus lagi hingga matang.
2. Angkat, dalam keadaan panas-panas langsung ditumbuk hingga lembut.
3. Ambil 1 lembar daun pisang, oles dengan santan kental, tambahkan ketan yang sudah ditumbuk, bungkus. Begitu seterusnya hingga ketan tumbuknya habis. Simpan suhu ruang.




Uli ini tahan hingga 2 hari dalam suhu ruang, bisa disimpan dalam kulkas untuk waktu yang lebih lama, jika mau dimakan, panaskan dengan cara dikukus/dalam magic com.

Sayur Godog Betawi


Kamis, 8 Agusrus 2013

Ini dia, sebagai orang betawi asli (mama dan alm. ayahku orang betawi), belum klop rasanya, jikalau makan ketupat bareng si semur hitam manis di hari raya tanpa ada sayur godog betawi.

Sayur godog versi keluargaku adalah sayur berbahan dasar pepaya mengkal dan berkuah santan ditambahkan dengan petai dan bumbu halus yang simpel, hanya bawang merah, cabe merah sesuai selera, ebi, terasi dan garam. That's all.

Namun, banyak variasi sayur godog yang menggunakan bahan lain selain pepaya mengkal/muda, seperti labu siam, kacang panjang atau buncis yang bisa ditambahkan dengan potongan kentang, tahu sumedang dan sedikit potongan daging/ayam. Tapi versi resep keluarga daku sendiri, khasnya sayur godog tanpa tambahan bahan-bahan tersebut.

Pernah coba membuat pakai labu siam, tapi jadi kehilangan ciri sayur yang biasa jadi suguhan lebarannya, karena identiknya harus pepaya mengkal/muda dimana para penjual pepaya muda ini sudah berjejer dipinggir jalan menuju pasar didekat rumah saat menjelang hari raya. Versi selain menggunakan pepaya muda, daku rasa lebih cocok untuk suguhan menu sehari-hari, dimana labu siam, kacang panjang atau buncis lebih mudah dibeli dibanding pepaya muda. Istilahnya mah pada saat menjelang hari raya, saatnya dikeluarga kami memburu penjual pepaya muda yang hanya banyak berjualan menjelang hari raya.

Ini dia resep versi keluargaku

:: SAYUR GODOG BETAWI ::

Bahan :
- 1/2 kg pepaya mengkal, diperet lalu dikukus hingga layu
- 1 butir tomat ukuran besar
- 2500ml air santan dari 1 butir kelapa besar
- 2 ruas jari lengkuas
- 3 lembar daun salam
- 2 batang daun bawang
- Petai sesuai selera
- gula merah secukupnya, sebagai penyedap rasa

Bumbu halus :
- 10 butir bawang merah
- 3 buah cabe merah keriting, bisa diskip atau ditambah sesuai selera
- 1 sdm ebi, rendam dalam sedikit air matang, gunanya supaya ebi lebih mudah dihaluskan.
- Terasi secukupnya
- garam secukupnya

Cara membuat :

1. Tumis bumbu halus hingga harum, tambahkan tomat, lengkuas dan salam.
2. Masukan pepaya yang telah dikukus, aduk hingga rata dengan bumbu.
3. Tambahkan air santan, terus diaduk agar santan tidak pecah, masak hingga matang
4. Matikan api, beri irisan besar daun bawang. 5. Sajikan



Biasanya menu hari raya ini dibuat saat H-1, dimasak saat siang menjelang sore, sehingga ketupat, sayur godog dan semur daging khas betawinya sudah bisa dinikmati saat berbuka puasa terakhir di bulan ramadhan. Apabila mau memanasi sayur godog, tipsnya panaskan hingga mendidih tanpa ditutup, lalu matikan api, biarkan uap panasnya keluar dan hilang baru ditutup. Jangan pernah dalam kondisi panas-panas ditutup, hal ini membuat uap panas terperangkap, membuat sayur godog berbuih dan cepat basi.

Selamat mencoba ^.~

Semur Daging Betawi

Kamis, 8 Agustus 2013

Ø£َلسَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللَّÙ‡ِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H

Taqobballallohu minna wa minkum, 
shiyamana wa shiyamakum,
kullun aamiin wa antum bi khoir,
taqobbal yaa kariim.

"Ya, Alloh, terimalah ibadah romadhon kami semua, angkatlah kami ke derajat yang terpuji di sisi-Mu, dan panjangkanlah umur kami semua, hamba-Mu yang sholih, sehingga dapat menemui romadhon buarokatan selanjutnya. Lapangkanlah hati kami semua shg mampu utk ikhlas membukakan gerbang maaf bagi saudara saudaranya, dan satukanlah kami semua dlm tali rohim-Mu, pada naungan rohmat dan maghfiroh-Mu. Aamiin, yaa mujiba sailin"

Alhamdulillah wa syukurillah, jumpa lagi dipostingan daku kali ini yang bertemakan Hari Raya Idul Fitri. Sebelumnya daku mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya, jika dalam keseharian daku berselancar di dunia maya, pernah terselip postingan, update status dan komentar yang tak berkenan, sehingga menyinggung perasaan temans semua.. Sungkemin satu-satu temans yang pernah mampir ke blog daku.


Waktu hari raya kemarin, adik iparku, Ikhwan, sempat bertanya kenapa semur betawi itu rasanya beda, lebih pekat dan kental jika dibandingkan dengan semur-semur lainnya. Apalagi dimakan bersama ketupat dan sayur godog, rasanya pas nampol Endang S. Taurina banget. Nah mungkin dengan daku posting resepnya disini, bisa ketauan dimana bedanya semur betawi dengan semur-semur lainnya.

:: SEMUR BETAWI ::

Bahan :

- 1kg daging sapi bagian sengkel
- 1 sdm kelapa parut sangrai ditumbuk hingga berminyak
- 300 ml kecap manis
- air putih secukupnya untuk merebus daging
- 2 sdm minyak goreng

Bumbu A :
- 10 butir bawang merah, iris tipis
- 2 butir bawang putih iris tipis,
- 1 1/2 ruas jahe, iris tipis
- 2 batang serai, memarkan
- 1/2 ruas lengkuas, memarkan
- 3 lembar daun salam

Bumbu B :
2 butir bawang putih
5 butir kemiri
Merica secukupnya
1/2 butir biji pala
1/2 ruas jahe
Garam secukupnya
Semua bahan dihaluskan, sisihkan

Cara membuat :
1. Lumuri daging sengkel dengan bumbu A dan B tambahkan dengan minyak goreng dan sedikit kecap (50ml). Masak dalam wajan hingga daging mengeluarkan air.
2. Tambahkan air secukupnya (kurleb 1 liter), masak hingga daging empuk dan air berkurang
3. Tambahkan kecap manis, dan tumbukan kelapa sangrai. Aduk rata, masak hingga semua bumbu meresap. Angkat, siap dihidangkan.



Nah, dari resep diatas, ada 1 bahan yang biasanya tidak dipakai pada semur-semur lainnya, yaitu kelapa parut sangrai yang ditumbuk hingga berminyak, inilah yang memberikan efek pekat dan kental dalam sajian semur betawi. Ditambah aroma khas dari daun salam yang Enci'ku bilang (Enci' = Tante dalam bahasa betawi) yang ikut membedakan semur betawi dengan semur lainnya.

Dalam tradisi keluarga besar daku, menu semur daging ini memang biasanya dipadukan dengan sayur godog dan ketupat sebagai hidangan hari raya. Ditambah taburan bawang goreng, emping atau kerupuk. Resep sayur godog sendiri bakalan daku share di postingan berikutnya.



Tradisi rendang atau opor di keluarga besar itu juga ada, hanya untuk rendang atau opor itu biasanya dipadankan dengan sayur laksa betawi dan ketupatnya. Hari raya tahun ini, kami tidak membuat sayur laksa, jadi secara otomatis rendang atau opornya juga tak ada. Hehehehe, maklumlah, daku sendiri H-1 kemarin itu berkutat dengan brownies berloyang-loyang yang daku buat sendirian sebagai hantaran lebaran ke sanak saudara. Ketupat, semur betawi dan sayur godognya sendiripun terima beres dari Nenek Tukey.

Alhamdulillah!

Thursday 8 August 2013

Scary Purple Monster # 1 Bekal Khalila untuk Lomba Frisian Flag


Assalamu'alaikum 

Hari ini daku pingin posting tentang bekal Khalila yang pernah terdokumentasi untuk ikutin lomba bekal yang diadakan oleh Frisian Flag lewat fanpage-nya di facebook. Kalau tidak salah, info lomba ini daku dapat dari Bunda Meity yang colak-colek lewat twitter tanggal 30 November 2012 lalu. Berhubung tenggang waktu lombanya masih sekitar 10 hari dari closing date-nya, alhamdulillaah, daku sempat submit sebanyak 7 bekal Khalila. Nah, sekarang cerita foto bekal yang pertama submit dulu yah Buibu, tema bekal kali ini 'Scary Purple Monster' adaptasi dari bukunya Mba Irene jilid II yang daku dapat secara gratis dari Mba Irene sendiri dalam rangka launching buku jilid II ini di komunitas i-bento. Selain buku, dapet juga lunchbox dan tas lunchboxnya juga lho. Alhamdulillaah, keberuntungan yang lagi memihak padaku saat itu. 

 Balik lagi ke penampakan bekal Scary Monster ini yang saat itu dijepret seadanya pake kamera BB, bekal Khalila dulu memang belum sadar kamera hihihiihihihi. Okay, nasi berwarna ungu, itu daku buat dengan mengaduk nasi putih yang sudah matang dari magic com dengan ubi ungu yang telah dikukus. Kebetulan sekali, beberapa hari sebelumnya, EyangKung Tukey memberikan ubi ungu ini kepadaku dan belum sempat 'dicolek-colek'. Jadi hari itu ubi ungunya daku kukus, mau dijadikan cemilan dengan taburan kelapa parut dan palm sugar, diambil sedikit buat jadi pewarna nasi putihnya deh. Setelah nasi putih dan ubi ungu tercampur rata, daku kepal nasinya, dan dibentuk bujur sangkar. Tanduk, mata, hidung dan gigi yang berwarna putih daku buat dari keju cheddar lembaran. Membentuk tanduk dengan cara memotongnya dengan menggunakan pisau kecil, pertama dipotong berbentuk 'gawang' sepak bola atau huruf 'U' terbalik, lalu dipotong sama, sehingga menyerupai huruf 'J' tata diatas nasi sedemikian rupa. Mata dibentuk dari cutter bulat, hidung dicutter dengan menggunakan sedotan 'pop ice', dan gigi menggunakan sedotan limun yang lebih kecil. 

Seperti biasa, yang hitam-hitam untuk menjadi bola mata dan mulut daku menggunakan si 'Mpok' nori lagi dengan menggunakan gunting. Telur puyuh berwarna-warni, yang kuning diperoleh dari telur puyuh yang sudah direbus dan kupas, lalu direndam dalam larutan kunyit (kunyit bubuk+air hangat matang), merah ke-pink dari air hasil parutan strawberry, dan yang biru dari pewarna makanan berwarna biru. Sayap ayam yang digoreng tepung dan ditempatkan disudut-sudut atas lunchbox, ditambah tumisan jagung dan wortel. Sosis dibelah membentuk bunga lalu direbus, labu siam baby yang direbus, daun selada dan strawberry sebagai pelengkap hiasan. 

 Taram, jadilah bekal Scary Purple Monster


Sunday 4 August 2013

Nastar Keju


Kamis, 1 Agustus 2013

Alhamdulillah, akhirnya nastar keju bakalan mejeng ditoples meja tamu buat suguhan lebaran!
Di negeri persilatan dumay (dunia maya : fb dan blackberry), sudah banyak berseliweran penampakan kuker yang enak-enak buat suguhan lebaran. Terlebih mba Rina R. Irianto Erlangga (nah lho, daku lengkap tuh sebutinnya biar ga ketuker :P) dan mba Ecka Paramita yang sudah pajang-pejeng pasang status kukernya mendekam rapi di dalam toples. Mba Rina memecut daku dan Jeng Eliza buat segera bergerak bikin kuker. Omaygat apa daya, daku lagi ga punya tenaga dan lebih fokus ke bekalnya Kamila setiap harinya, jadi pesimis ga akan bikin kuker apapun.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...