Thursday 19 September 2013

Bandung I'm in Love # 7

Cerita sebelumnya di sini

Kelar semua urusan sosialisasi ospek universitas dan fakultas. Daku menghampiri Kang Eka, senior satu jurusan angkatan '96, bertanya jikalau daku tak ikut ospek universitas dan fakultas yang berlangsung minggu depan, apakah boleh? Kang Eka balik bertanya kenapa daku tak ikut? Takut? Bukan, tapi karena besok pagi, daku harus pulang ke Jakarta, ternyata Mama sakit. Belum jelas sakitnya apa, yang pasti daku harus pulang dulu, kebetulan perkuliahan pertama di mulai masih seminggu kedepan, setelah ospek fakultas selesai. Kang Eka memperbolehkan daku tidak ikut kedua ospek itu, cuma dia berpesan kalau daku harus wajib ikut mengikuti ospek jurusan. Daku berjanji, pasti akan ikut berpartisipasi. Memang, rasanya tidak ikut ospek itu rasanya rugi, karena dengan ospek, selain kenal dan dekat dengan teman-teman sejurusan, maupun fakultas jurusan lain, kita juga bisa kenal dan dekat dengan senior, tau organisasi kemahasiswaan, dll.

Saat sosialisasi tadi daku berkenalan dengan Lizty, gadis cantik berambut panjang dan bermata besar, mirip artis Bella Saphira (itu kesan gue pertama kali liat lu, Ty!) Dan Hadi Hadad (yang selanjutnya kupanggil dengan Hadad). Kuminta nomor telpon Lizty, dan HP Hadad, supaya daku bisa menghubungi dan tau perkembangan ospek dari mereka selama seminggu nanti daku di Jakarta.


Besok pagi, setelah berpamitan dengan Lita dan seisi kostan, Daku pulang sendiri ke Jakarta. Begitu tiba di rumah, kaget sekali melihat kondisi Mama. Ternyata ginjal mama bermasalah, membuat bagian-bagian wajah, lengan, kaki, membengkak penuh cairan. Ya Allah, menyesal sekali kemarin pas di telpon, daku tak langsung pulang, karena memang harus datang buat mengetahui sosialisasi ospek kemarin di kampus. Jadi setibanya daku di rumah, yah daku hanya menemani Mama, mengantar ke dokter, pokoknya stay terus di rumah. Malam biasanya ku telpon Lizty, bertanya hari ini ospek seperti apa. Lizty bilang, nanti puncak acara ospek fakultas, mereka pergi ke gunung. Si lizty sendiri belum yakin bisa ikut acara puncak nanti.

Alhamdulillah, kondisi Mama berangsur-angsur membaik. Dan menurut dokter sudah tidak terlalu mengkhawatirkan asal Mama bisa menjaga kondisinya. Bengkak-bengkaknya juga sudaha jauh berkurang. Akhirnya Mama malah menyuruhku cepat kembali ke Bandung, karena perkuliahan pertama kali akan segera dimulai hari senin. Daku balik ke Bandung mepet, Minggu pagi menjelang siang baru berangkat dengan naik kereta Parahiyangan. Sore setelah ashar, akhirnya daku tiba dikostan. Langsung menelpon ke rumah, memberi kabar daku tiba dengan selamat di kostan. Mbak Muti menanyakan kondisi Mama yang kujawab dengan kondisi yang sudah membaik alhamdulillah. Kutelpon Lizty, janjian besok kita ketemu di depan wartel ekonomi.

Lizty menarik tanganku, dia sudah lebih tau seluk beluk kampus, ruangan-ruangan mana tempat kita kuliah hari ini. Itu berkat mengikuti ospek kemarin, dia pun sudah banyak bersay hi ke yang lain. Rasanya, semua teman kenal dengan Lizty walaupun Lizty sendiri belum tentu kenal atau ingat siapa namanya. Dengan kecantikan lizty yang alami, rasanya semua akan kenal dengan Lizty.

Break kuliah, tiba-tiba senior langsung menyusup masuk begitu dosen pengajar keluar, menandakan ospek jurusan sudah dimulai. Daku tidak sekelompok dengan Lizty, tapi sekelompok dengan Hadad, Lina yang tau-tau berubah minta dipanggil Ocha (ada 2 Lina di angkatan kita), dan begitupun daku, berubah dari fitri menjadi Pity karena ada 2 Fitri di angkatan kita. Nah Hadad juga itu karena nama Hadi ada 2. Satu Hadi Hadad, satu lagi Hadi Mulyana yang berubah dipanggil Hadim. Ada Zulmahdan yang minta dipanggil Kiting karena rambutnya kriwul, Vecky Manengkey yang minta dipanggil Chevyx (tetep sampai lulus dipanggilnya Vecky aja, kl Chevyk kok mirip serviks yah *tutup mata), ada Mugi, Widi, ada Melani, Nico, Juan dalam kelompok ospekku. Begitu kelompok-kelompok ospek jurusan terbentuk, daku banyak mendengar teman-teman berujar. "Teman Jurusan seangkatan kita kan ada mantan Gadis Sampul '97, namanya Annisa Larasati, satu periode setelah Dian Sastro, Annisa pemenang ketiga". Dan begitu melihat Annisa, oo iya betul, wajahnya familiar buatku. Daku dulu khan juga berlangganan Majalah Gadis pas SMP-SMA.

Perbedaan yang kurasakan antara UI dan Unpad sangatlah menonjol. Rata-rata teman disini down to earth, sederhana, bersahaja. Berkumpul dari berbagai daerah, Aceh, Medan, Pekan Baru, Dumai, Lampung, Jawa sudah pasti, dari Banten-Surabaya ada, hingga Ambon. Karakter, logat bahasa yang berbeda-beda. Latar belakang ekonomi, keluarga, dari anak pejabat, hingga orang biasa. Semua berbaur menjadi satu. Kompak!

Ospek jurusan yang nyaris berlangsung hingga sebulan, disela-sela waktu perkuliahan kami diserbu dengan tatib yang sangar luar biasa, diimbangi dengan materi-materi dari para senior, disayang-sayang oleh mentor yang baik hati. Hari minggupun kami tetap mengikuti rundown ospek yang cukup menyita pikiran, hati dan tenaga. Bagai mana tidak, sabtu malam kami harus memantau Radio Ardan dan Oz, karena lewat Radio Ardan dan Oz lah barang bawaan yang harus kami bawa besok untuk keperluan ospek, baik barang pribadi maupun kelompok, diumumkan melalui radio tersebut. Bahkan, timingnya suka tidak kira-kira, jam 22.00 wib, yang sering membuat kami kalang kabut mencari barang-barang tersebut. Berkeliling Bandung, belusukan di Pasar Ciroyom yang buka 24 jam, hingga nyaris shubuh.  Salut dengan kekompakan kami satu angkatan di jurusan ESP ini. Membuatku makin menikmati menjalani hari-hariku di kampus ini. Jauh, jauh rasanya dibandingkan dengan semester pertamaku di UI lalu. Terdecak kagum, kita bisa berfoto bareng-bareng seangkatan yang lebih dari 120 orang, dalam satu studio. Ternyata hal itu sudah lumrah sekali di Bandung. Dan itu hanya dikenakan Rp. 4.000,-/kepala jika ingin mendapatkan foto masing-masing seukuran 3R, kalau mau ukuran 4R hanya Rp. 5.000,-/kepala. Oo Bandung, kau makin kucinta...

Angkatan kami dibagi menjadi dua kelas, kelas dibagi berdasarkan nomor pokok mahasiswa (npm) yang terakhir, ganjil dan genap. Daku, Lizty, Ocha, Kiting, Mugi, Hadad, berkumpul di kelas genap, begitupun dengan Annisa masuk di kelas genap, berpisah dengan teman dekatnya yang lain seperti Adies, Amy, Selly dan Putri yang di kelas ganjil. Kelas itu dipisah hanya untuk mata kuliah yang lebih spesifik saja seperti matematika ekonomi, statistik, dll, sedangkan untuk mata kuliah pengantar dan mata kuliah dasar, kami pasti bergabung satu angkatan. Ketua angkatan, Arry benar-benar humble, bisa masuk pergaulan dimana saja. Pun dengan temans lain yang suka ajaib, Odang, Tito, Neddy alias Onye. Membuat daku betah berlama-lama di kampus, dari pagi hingga sore. Inginnya semua nama temans ini kusebut satu persatu. Tapi nantilah, akan ada episode masing-masing kalian nanti yang akan kuceritakan. اِنْ شَآ ءَ اللَّهُ

Daku, Lizty dan Ocha ditambah Hadad, Kiting dan Mugi yang dijuluki The Chipmunks - karena kemana-mana seringnya mereka bertiga - menjadi dekat. Lupa kenapa awalnya kami berenam ini jadi sering kemana-mana barengan. Yah makan siang, sholat ke masjid, ke fotocopy-an buat fotokopi buku dan bahan kuliah jadi sering berbarengan. Bahkan jika salah satu absen, kita akan menutupi yang lainnya. 

Daku, Hadad, Kiting, dan Ocha dari Jakarta, Lizty asli Bandung, dan Mugi berasal dari Bogor. Di sela-sela perkuliahan, biasanya kami sering kumpul di kostan Mugi karena paling dekat dengan kampus, entah apa saja yang kami lakuin disitu, dari mulai bikin rujak, nonton cd, maen CS, ngerjain tugas, dll. Karena kostan Mugi ini punya 3 ruangan. 1 ruang tamu yang biasanya si chipmunks ini ribut maen CS karena isinya selain tv, komputer, semua player ada disitu.. Lalu kamar yang biasanya kita, cewek-cewek kuasai untuk menumpang sholat, ngobrol, baca buku, karena disitulah rak buku Mugi berada. Dan ruangan tersisa itu dapur dan kamar mandi. Kami ke kostan Hadad sesekali, karena posisinya jauh di daerah Jalan Riau sana. Kostan Kiting walaupun juga dekat, tapi harus naik angkot 2 kali ke daerah Tubagus Ismail. Kostanku dan Ocha tak mungkin, karena kostan kami khan khusus wanita. Jalan ke BIP, nonton bioskop, foto box yang ada di Toko Buku Kita,sampai ngewarnet kita bareng-bareng. 

Tapi diantara Lizty dan Ocha, Dakulah yang paling sering jalan bareng dengan The Chipmunks. Lizty biasanya selesai urusan main dengan kita, dia memilih untuk segera pulang ke Ujung Berung daripada ikutan kami yang suka tidak jelas arah dan tujuan mau kemana. Ocha pun begitu, apalagi sewaktu balik tinggal dirumah Jatinangor bersama A'Tomy, kakak laki-laki Ocha, yang kuliah di jurusan kedokteran umum di Jatinangor angkatan 97. Ocha pasti sudah meluncur pulang sebelum Damri ke Jatinangor habis. 

Itulah, Semester awalku di Kampus ini yang kujalani dengan perasaan happy.

- bersambung -

2 comments:

  1. Replies
    1. eh,, ada widy mampir disini ^^ jadi kangen yah masa-masa ospek kita wid.. makan nasi aron ga akan gw lupa.dan lu rela ikhlas ngabisin jatah gw ocha dan melani ^^ your super hero at that time...

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...